Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Makalah Riset Operasi

   EMBED

  • Rating

  • Date

    June 2018
  • Size

    412.2KB
  • Views

    6,426
  • Categories


Share

Transcript

Tugas Riset Operasi Dosen : Harun Muchtar, M.Kom PROJECT MANAGEMENT MANAGEMENT PERT-CPM  Disusun Oleh • • • MEIKE SUSANTI KARTIKA NADIM FATWA RENI PUTRI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU PEKANBARU 2010 2 BAB I PENDAHULUAN PERT-type system menggunakan network  (jaringan kerja) untuk  menggambarkan inter-relasi di antara elemen-elemen proyek. Setelah network suatu  proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram  jaringan untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian (event ). Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan kita dapatkan satu atau  beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Selain itu ada pula lintasan yang tidak kritis yang mempunyai waktu untuk bisa terlambat, yang dinamakan  float. Setiap jaringan memiliki titik inisiasi sebagai awal dan titik terminasi sebagai tanda berakhirnya suatu jaringan proyek. Adapun tujuan dari PERT-type system ini antara lain: 1. Menentukan total waktu untuk menyelesaikan satu proyek apabila tidak ada delay yang terjadi. 2. Menentukan kapan setiap aktivitas (node) paling lambat harus dimulai dan  berakhir untuk memenuhi waktu proyek yang telah ditentukan ( Latest Start dan  Latest Finish). 3. Menentukan kapan setiap aktivitas (node) paling cepat harus dimulai dan  berakhir untuk memenuhi waktu proyek yang telah ditentukan ( Early Start dan  Early Finish). 4. Menentukan mana aktivitas yang tidak punya waktu delay (critical  bottleneck ) 5. Berapa lama delay yang bisa ditoleransi dalam penyelesaian suatu proyek.  Dynamic Programming  adalah metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah ( step) atau tahapan ( stage) sedemikian sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. 3 Metode  Dynamic Programming  dianggap sesuai untuk digunakan pada PERT-type system karena keduanya memiliki beberapa kriteria yang serupa dalam  penyelesaian masalah, antara lain:  Proyek yang diproses hanya memiliki satu initial event  dan satu terminal event .  Solusi pada setiap tahap dibangun dari hasil solusi tahap sebelumnya.  Terdapat sejumlah berhingga pilihan yang mungkin dalam membentuk jalur pada sebuah jaring proyek ( Project network ).  maju Cara perhitungan dilakukan harus dengan 2 cara, yaitu perhitungan (forward computation) dan computation). 4 perhitungan mundur (backward BAB II MANAJEMEN PROJECT PERT DAN CPM A. Pengertian PERT dan CPM PERT merupakan singkatan dari  Program Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), sedangkan CPM adalah singkatan dari Critical Path Method  (metode jalur kritis) dimana keduanya merupakan suatu teknik manajemen. Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya  penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai  bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek. Dalam metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik untuk  menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud  pekerjaan-pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya. CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek  dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total  proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang  bersangkutan. Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT menggunakan activity oriented , sedangkan dalam CPM menggunakan 5 event oriented . Pada activity oriented  anak-panah menunjukkan activity atau  pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event oriented  pada  peristiwalah yang merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas. Pengertian PERT dan CPM seperti yang dikemukakan oleh para ahli dikutipkan seperti  berikut : “Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak  mungkin mengurangi adanya penundaan maupun konflik dan gangguan  produksi, serta mengkoordinasikan dan mengsingkronisasikan berbagai bagian dari keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek. Sedangkan CPM adalah suatu teknik perencanaan dan pengendalian yang dipergunakan dalam proyek berdasarkan pada data biaya dari masa lampau (past cost data)”. T. Hari Handoko (1993 hal. : 401) mengemukakan bahwa : “PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam  penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut  bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan  jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya, sedangkan CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran  biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek  dengan biaya seminimal mungkin” B. Perbedaan PERT dan CPM Mengapa CPM dengan PERT dapat dibedakan? Ini karena CPM dan PERT mempunyai persamaan. CPM dan PERT sama-sama digunakan dalam  perencanan dan pengendalian proyek. Kedua-duanya mendeskripsikan aktifitasaktifitas proyek dalam jaringan kerja. Dan dari jaringan tersebut, mampu dilakukan berbagai analisis untuk pengambilan keputusan tentang waktu, biaya, serta penggunaan sumber daya. Karena Rano dan Rani sama-sama bekerja pada ibu Rini dalam fungsi yang sama juga maka Rano dan Rini dapat dibedakan kinerjanya oleh ibu Rini. Terdapat beberapa perbedaan antara CPM dengan PERT. 6 Perbedaan pertama, CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu,yaitu:  prakiraan waktu teroptimis, termungkin, dan terpesimis. Perbedaan kedua, CPM digunakan kala taksiran waktu pengerjaan setiap aktifitas diketahui dengan jelas dimana deviasi relatif mini atau dapat diabaikan sedangkan PERT digunakan saat taksiran waktu aktifitas tidak dapat dipastikan seperti aktifitas tersebut belum pernah dilakukan atau bervariasi waktu yang  besar. Perbedaan ketiga, CPM menganggap proyek terdiri dari peristiwa susul menyusul. Perbedaan terakhir yang mampu diidentifikasi adalah PERT dengan  berbasiskan statistik memberikan peluang hadirnya ketidakpastian. Hal tersebut, tampak dalam misal untuk mengukur probabilitas selesainya proyek jika kita inginkan proyek selesai pada suatu waktu tertentu. Akhirnya, perbedaan yang lain penulis serahkan kepada para analis yang hendak mengkritisinya lebih rinci, dan meskipun demikian CPM dengan PERT mempunyai tujuan yang sama dimana analisis yang digunakan adalah sangat mirip. Saya mirip dengan Leonardo de Caprio ... bukan, bukan tetapi sebenarnya Leonardo de Capriolah yang mirip dengan saya. PERT-type system adalah sebuah prosedur gabungan dari dua prosedur  utama diantara prosedur-prosedur perencanaan dan pengendalian proyek. Dua  prosedur tersebut dikenal sebagai PERT( Program Evaluation and Review Technique) dan CPM(Critical Path Method ). Makalah ini mempresentasikan metode dynamic programming  untuk  menentukan jalur kritis dalam perhitungan CPM. Perhitungan yang dapat dilakukan dengan dynamic programming antara lain: 1. Menentukan total waktu untuk menyelesaikan satu proyek apabila tidak ada delay yang terjadi. 2. Menentukan mana aktivitas yang tidak punya waktu delay (critical  bottleneck ) 7 Proses Manajemen Proyek bertujuan untuk mengoptimalkan proses  pengerjaan suatu proyek. Hal-hal yang dapat diperhitungkan untuk membantu manajemen proyek antara lain: 1. Jalur kritis(Critical Path) 2. ES= Early Start, dan EF= Early Finish 3. LS= Latest Start, dan L= Latest Finish 4. Delay C. Manajemen Proyek Dengan PERT-Type System PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk  melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian  pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan  Program Evalution Review Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk  mengatur program misil. Sedangkan terdapat metodologi yang sama pada waktu  bersamaan yang dikembangkan oleh sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical Path Method. 1. Membangun Jaringan Untuk memulai manajemen proyek dengan dengan PERT-type  system  pertama-tama kita menerima masukan berupa proses kerja yang  berbentuk graf berarah. Setiap proses kerja kita anggap sebagai simpul. Setiap simpul memiliki nama dan durasi. Sisi menghubungkan setiap proses kerja ke  proses kerja selanjutnya. Sebuah jaringan proyek memiliki awal(Start ) dan akhir( Finish) proyek. Simpul Start menjadi tempat bermulanya proses kerja, sedangkan simpul Finish tempat terminasi proses kerja. Jadi semua proses kerja pertama terhubung dengan Start dan proses kerja terakhir terhubung dengan finish. 8 2. Mencari Jalur Kritis Setelah jaringan terbentuk, selanjutnya kita mencari jalur kritis. Jalur  kritis adalah jalur dari kegiatan-kegiatan pada jaringan tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek, yaitu jalur dengan total waktu maksimum. Jalur kritis ini diperlukan dalam pengestimasian  penganalisisan waktu untuk mengoptimalkan proses kerja proyek. 3. Perhitungan Maju Perhitungan maju dimulai dari initial event (simpul Start ) menuju terminal event (simpul  finish). Maksudnya adalah untuk menghitung saat  paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas (ES= Early Start, dan EF= Early Finish). 4. Perhitungan Mundur Perhitungan mundur dimulai dari terminal event  menuju ke initial  event . Tujuannya untuk menghitung saat paling lambat saat terjadinya dimulainya dan diselesaikannya aktivitas (LS= Latest Start, dan LF= Latest   Finish). 5. Perhitungan Keterlambatan Perhitungan keterlambatan untuk mengetahui toleransi keterlambatan setiap proses ( Delay). Dihitung dengan cara mengurangi LF dengan EF atau LS dengan ES pada setiap proses.  Delay suatu proses dalam jalur kritis adalah nol. Hal ini menyebabkan, jika terjadi keterlambatan waktu proses dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek. Jadi batas keterlambatan suatu proses tidak boleh lebih besar dari Delay-nya. D. Penerapan Dynamic Programming  Setiap simpul dari jaringan proses kerja memiliki durasi(d). Durasi  penyelesaian kerja adalah durasi maksimum(dmax) untuk seluruh proses kerja. Jalur kritis adalah jalur yang menghasilkan dmax. Jalur yang memiliki delay 9 nol.  Dynamic Programming  dalam persoalan ini diterapkan dalam pencarian  jalur kritis. Penerapan metode  Dynamic Programming  dalam masalah ini secara umum dapat dituliskan sebagai berikut: f (s) = ds (basis) f (s) = max{ds + f(nexti (s))} (rekurens) Keterangan : s : simpul proses kerja d : durasi kerja ks : jumlah anak pada simpul s nexti : simpul selanjutnya ke-i, merepresentasikan anak s yang ke-i Basis adalah simpul yang tidak memiliki anak (jumlah anak nol). Anak  disini maksudnya proses setelah proses pada simpul yang bersangkutan, yaitu simpul yang ditunjuk oleh sisi dari simpul lain. Jika ingin mendapat waktu total maksimum dari sebuah proses jaringan kerja kita dapat menggunakan algoritma diatas dengan masukan sebuah jaringan dan simpul Start  jaringan tersebut, contoh: dpCPM(L, getStart(L)); dengan L adalah sebuah jaringan, dan getStart adalah fungsi yang mengembalikan sebuah simpul Start  pada jaringan. 10 E. Studi Kasus Sebuah Perusahaan konstruksi mendapat suatu proyek dengan waktu  pengerjaan maksimum 47 minggu. Aktivitas-aktivitas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan proyek tersebut adalah sebagai berikut: Aktivitas Deskripsi Aktivitas Proses sebelum A B C D E F G H I J K  L M  N Menggali Membangun pondasi Membangun Kerangka Membangun kuda-kuda Pasang pipa air bag. luar  Pasang pipa air bag. dalam Membangun tembok  Cat dinding bagian luar  Instalasi listrik  Pasang papan dinding Pasang ubin Cat dinding bagian dalam Instalasi perabot bag. luar  Instalasi perabot bag. dalam  –  A B C C E D E, G C F, I J J H K, L Perkiraan durasi 2 minggu 4 minggu 10 minggu 6 minggu 4 minggu 5 minggu 7 minggu 9 minggu 7 minggu 8 minggu 4 minggu 5 minggu 2 minggu 6 minggu Dari rangkaian proses diatas dapat dibentuk sebuah jaringan proyek  seperti dibawah ini: 11 1. Pencarian Jalur Kritis Dengan Metode Brute Force Dengan metode  Brute Force kita mencoba setiap kemungkinan satu  persatu. Macam-macam jalur pada jaringan proyek diatas: Start – A – B – C – D – G – H – M – Finish (40) Start – A – B – C – E – H – M – Finish (31) Start – A – B – C – E – F – J – K – N – Finish (43) Start – A – B – C – E – F – J – L – N – Finish (44) Start – A – B – C – I – J – K – N Finish (41) Start – A – B – C – I – J – L – N Finish (42) Jalur kritis: Start – A – B – C – E – F – J – L – N – Finish Dengan total waktu maksimum untuk proyek tersebut, yaitu 44 minggu. 2. Pencarian Jalur Kritis Dengan Dynamic Programming  Dengan menggunakan metode dynamic programming  persoalan ini dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut: f(A) = max{dA + f(nexti (A))} Yang artinya mengembalikan nilai maksimum dari durasi simpul A ditambah dengan jumlah durasi maksimum simpul-simpul yang bertetangga dengan A. Simpul N : I 1(Finish) d N 6 f(nexti (N)) 0 f  6+0 Simpul L : I 1(N) dL 5 f(nexti (L)) 6 + f(nexti (N)) f  5+6 I 1(K) dJ 8 f(nexti (J)) 4 + f(nexti (K)) f  8 + 10 2(L) 8 5 + f(nexti (L)) 8 + 11 I 1(J) dF 5 f(nexti (F)) 8 + f(next i (J)) Simpul J : Simpul F : 12 f  5 + 19 Simpul E : I 1(F) dE 4 f(nexti (E)) 5 + f(nexti (F)) f  4 + 24 I 1(D) dC 10 f(nexti (C)) 6 + f(nexti (D)) f  10 + 24 2(E) 10 4 + f(nexti (E)) 10 + 28 3(I) 10 10 + 26 Simpul C : 7 + f(nexti (I)) Dalam persoalan ini simpul A-B-C sudah pasti mengembalikan nilai yang sama, jadi bisa kita tulis: Simpul A : i 1(B - C) dA 2 f(nexti (A)) 2 + 4 + 10 + f(next i (F)) f  2 + 4 + 42 Dari tabel diatas didapat solusi untuk persoalan ini: Start – A – B – C – E – F – J – L – N – Finish 0 + 2 + 4 + 10 + 4 + 5 + 8 + 5 + 6 + 0 = 44 minggu Setelah waktu maksimum dan jalur kritis ditemukan, proses manajemen masuk ke tahap berikutnya. F. Keuntungan dan Keterbatasan PERT/CPM 1. Keuntungan :  – Berguna pada tingkat manajemen proyek   – Secara matematis tidak terlalu rumit  – Menampilkan secara grafis menunjukkan hubungan antar kegiatan  – Jalur kritis dapat ditunjukkan 13 menggunakan jaringan untuk   – Berguna untuk memantau kemajuan proyek  2. Keterbatasan :  – Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas  – Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan  – Perkiraan waktu cenderung subyektif   – Terlalu fokus pada jalur kritis 14 BAB III KESIMPULAN Penggunaan Dynamic Programming dalam pencarian jalur kritis dan waktu maksimum disini dimaksudkan untuk mempermudah proses perhitungan CPM yang sudah ada. Karena untuk melakukan pencarian jalur kritis dengan metode brute force biasa akan sangat memakan waktu untuk masukan sebuah jaringan proses kerja yang besar. Selain pencarian jalur kritis dan waktu maksimum, masih banyak lagi yang harus diperhitungkan dalam perencanaan dan pengendalian proyek dengan PERTtype system. Dari metode CPM sendiri hal-hal yang tidak dibahas antara lain ES, EF, LS, LF yang berguna untuk menghitung delay setiap proses. Hal-hal itu semua diatas belum termasuk metode PERT, yaitu metode  pencarian jalur kritis dan waktu maksimum dengan tambahan input durasi optimis dan pesimis, dan melakukan perhitungan dengan probabilitas. 15 DAFTAR PUSTAKA 1. M. Rinaldi,  Diktat Kuliah IF 2251 Strategi Algoritmik   , Institut Teknologi Bandung, Januari 2005. 2. D. Ahmad & Tjutju Tarliah Dimyati, Operations Research ; Model-model   pengambilan keputusan, Sinar Baru Algensindo, 2004. 3. 16 KATA PENGANTAR  Syukur Alhamdulillah kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Project Management PERT-CPM ” tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis merasa betapa besarnya bantuan yang diberikan oleh semua pihak. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi ide-ide dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak  terdapat kekurangan oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dan masa yang akan datang. Pekanbaru, Oktober 2010 Penulis 17 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 BAB II MANAJEMEN PROJECT PERT DAN CPM ....................................... 3 A. Pengertian PERT dan CPM ............................................................ 3 B. Perbedaan PERT dan CPM ............................................................. 4 C. Manajemen Proyek Dengan PERT-Type System ........................... 6 1. Membangun Jaringan .............................................................. 6 2. Mencari Jalur Kritis ................................................................. 7 3. Perhitungan Maju ..................................................................... 7 4. Perhitungan Mundur ................................................................ 7 5. Perhitungan Keterlambatan ..................................................... 7 D. Penerapan Dynamic Programming ................................................. 7  E. Studi Kasus ...................................................................................... 9 1. Pencarian Jalur Kritis Dengan Metode Brute Force ................ 10 2. Pencarian Jalur Kritis Dengan Dynamic Programming ......... 10 F. Keuntungan dan Keterbatasan PERT/CPM ..................................... 12 1. Keuntungan : ............................................................................. 12 2. Keterbatasan : ........................................................................... 12 BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ii 18