Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Analisis Vegetasi Tumbuhan Invasif Di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai, Sumatera Barat

Kode: SP diisi paniia Proceeding Biology Educaion Conference (ISSN: ), Vol 13(1) 2016: Analisis Vegeasi Tumbuhan Invasif di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai, Sumaera Bara Solfiyeni*,

   EMBED

  • Rating

  • Date

    May 2018
  • Size

    435.3KB
  • Views

    8,784
  • Categories


Share

Transcript

Kode: SP diisi paniia Proceeding Biology Educaion Conference (ISSN: ), Vol 13(1) 2016: Analisis Vegeasi Tumbuhan Invasif di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai, Sumaera Bara Solfiyeni*, Chairul, Masdalena Marpaung Jurusan Biologi, FMIPA, Universias Andalas, Padang *Corresponding Absrac: Keywords: Peneliian enang Analisis Vegeasi Tumbuhan Invasif di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai berujuan unuk mengeahui komposisi dan srukur umbuhan invasif di kawasan Cagar Alam Lembah Anai. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni 2016 di Cagar Alam Lembah Anai, Herbarium ANDA dan Laboraorium Ekologi Jurusan Biologi Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Andalas Padang. Meoda yang digunakan pada peneliian ini adalah meoda kuadra dengan peleakan plo secara purposive sampling sebanyak 25 plo. Hasil peneliian menunjukkan bahwa komposisi umbuhan invasif erdiri dari 12 famili, 19 spesies, dan 337 individu dengan Indeks Nilai Pening eringgi erdapa pada spesies Arenga obusifolia yaiu 27,36 % dan yang paling sediki adalah spesies Rubus moluccanus yaiu 1,55%. Indeks keanekaragaman umbuhan invasif ergolong sedang yaiu (H 2,80). Analisis Vegeasi, Tumbuhan Invasif, Cagar Alam Lembah Anai. 1. PENDAHULUAN Keanekaragaman hayai merupakan isilah yang digunakan unuk deraja keanekaragaman sumberdaya alam hayai, melipui jumlah maupun frekuensi dari ekosisem, spesies, maupun gen di suau daerah. Pengerian yang lebih mudah dari keanekaragaman hayai adalah kelimpahan berbagai jenis sumberdaya alam hayai (umbuhan dan hewan) yang erdapa di muka bumi (Mardiasui, 1999). Kekayaan keanekaragaman hayai sanga era kaiannya dengan konservasi. konservasi merupakan suau kegiaan perlindungan dan pemeliharaan suau kawasan unuk pembangunan berkelanjuan. Terdapa berbagai benuk konservasi, anara lain peneapan kawasan konservasi seperi huan. Huan konservasi adalah huan dengan ciri khas erenu yang mempunyai fungsi pokok pengawean keanekaragaman umbuhan dan sawa sera ekosisemnya (Dinas Kehuanan Provinsi Sumaera Bara, 2002). Unuk mengopimalkan fungsi kawasan konservasi perlu adanya upaya pengelolahan kawasan yang opimal dan erarah. Provinsi Sumaera bara mempunyai beberapa daerah yang dinyaakan sebagai kawasan konservasi, yaiu kawasan Cagar Alam, salah saunya adalah Cagar Alam Lembah Anai. Herry (2006), menyaakan Cagar Alam Lembah Anai merupakan salah sau kawasan huan lindung. Luas Cagar Alam lembah Anai lebih kurang 221 Ha, berlokasi di Kecamaan X Koo Kabupaen Tanah Daar dan pengelolaannya di bawah kawasan Seksi Konservasi Wilayah III (BKSDA Sumbar, 2007). Berdasarkan koordina bumi berada LS LS sampai dengan BT BT dan erleak pada keinggian anara 400 m 1200 mdpl dengan kelembaban berkisar anara 60%- 100% (BKSDA Sumbar 2008). Berdasarkan laporan dari dinas pariwisaa Sumaera Bara (2015) di dalam huan Cagar Alam Lembah Anai juga erdapa beberapa anaman langka, salah saunya adalah bunga bangkai (Amorphophalus ianum). Bunga bangkai ini umbuh subur di engah huan. Selain bunga bangkai ada juga beberapa umbuhan kayu yang menjadi daya arik kawasan cagar alam ini, di anaranya cangar, sapek, madang siapi-api (Lisea adinanera), cubadak/cempedak air (Arhocarpus sp), madang babulu (Gironniera nervosa). Selain jenis umbuhan di Cagar Alam Lembah Anai juga erdapa jenis hewan langka, di anaranya harimau sumara (Panhera igris sumarensis), rusa (Cervus imorensis), siamang (Hylobaes syndacylus), enggang anduk (Buceros rhinoceros), elang (Accipiriade sp) dan masih banyak jenis hewan lain. Selain sebagai kawasan konservasi, di sekiar kawasan Cagar Alam Lembah Anai juga erdapa aman wisaa alam yang dimanfaakan oleh masyaraka sebagai sarana rekreasi keluarga, wisaa oubond, bahkan cenderung mengalami pengalihan fungsi akiba berbagai fakor, seperi kurangnya pemahaman masyaraka sekiar enang konservasi (BKSDA, 2012). Hal ini menyebabkan kekhawairan akan erjadinya degradasi keanekaragaman umbuhan dan hewan yang berada dalam suau ekosisem. Sehingg bukan idak mungkin ekosisem ersebu akan di dominasi oleh jenis erenu maupun keberadaaannya akan diganikan oleh jenis-jenis baru. Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 743 Solfiyeni e al. Analisis Vegeasi Tumbuhan Invasif di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai, Sumaera Bara Jenis yang mendominasi mapun jenis baru yang erdapa pada sebuah ekosisem memiliki daya adapasi yang inggi sera mampu bersaing dengan jenis-jenis lain, sehingga dapa menimbulkan dampak negaif erhadap ekosisem iu sendiri. Jenis ersebu sering disebu dengan spesies invasif. jenis invasif juga dapa menyebabkan kepunahan pada spesies lokal sera spesies langka, secara idak langsung akan erjadi penurunan biodiversias pada suau ekosisem erenu bahkan ekosisem yang ada di dunia (Tjirosoedirdjo 2015). Berdasarkan hal ersebu elah dilakukan sudi komposisi dan srukur umbuhan invasif di kawasan Cagar Alam Lembah Anai. 2. METODELOGI 2.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian ini dilakukan dari bulan Februari 2016 sampai Juni Lokasi peneliian dilakukan di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaen Tanah Daar Sumaera Bara. Idenifikasi dilakukan di Herbarium ANDA Jurusan Biologi, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universias Andalas, Padang. 2.2 Ala dan Bahan Ala yang digunakan dalam peneliian ini erdiri dari Global Posiioning Sysem (GPS), lux meer, sling psychomeer, ermomeer, kamera digial, meeran, ambang, kompas, buku panduan lapang umbuhan asing invasif, koran bekas, label, paok kayu, guning anaman, pisau, golok, kanong plasik, spidol permanen, dan ala ulis. Bahan yang diperlukan dalam peneliian ini adalah sampel spesies umbuhan, alkohol 70%, dan pea kawasan Cagar Alam Lembah Anai. 2.3 Meode Famili dominan pada suau vegeasi apabila memiliki persenase 20 % oal individu, sedangkan Codominan 10 dan 20 % ( Johnsan & Gilman, 1995). Srukur Spesies Kerapaan (K) Jumlah individu suau spesies Luas seluruh peak Kerapaan Relaif (KR) ind/ha Kerapaan suau spesies Kerapaan seluruh spesies x 100% Frekuensi (F) Jumlah peak dijumpai suau spesies Jumlah seluruh peak Frekuensi Relaif (FR) Frekuensi suau spesies Frekuensi seluruh spesies x 100 % Indeks Nilai Pening (INP) unuk seedling dan vegeasi dasar: KR + FR Tingka Keanekaragaman Spesies Keanekaragaman spesies umbuhan dapa dihiung dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon Wiener (H ). Indeks ini menuru Ludwig dan Reynolds (1988) dapa dihiung dengan rumus: H -Σ ni ni log N N Keerangan : H Indeks Keanekaragaman Shannon-wiener ni Jumlah individu dari suau jenis i N Jumlah oal individu seluruh jenis Dalam peneliian ini dilakukan analisis vegeasi dengan pembuaan peak kudra ukuran 2x2 m unuk jenis umbuhan seedling dan vegeasi dasar, sebanyak 25 plo yang dileakkan secara purposive sampling (lokasi yang erdapa umbuhan invasif). Idenifikasi umbuhan invasif menggunakan panduan Invasive Species Specialis Group (ISSG) (2005), Biorop (2015). dan Caon e al, (2011). Selanjunya dilakukan analisis daa: Komposisi Spesies Jenis-jenis umbuhan ingka seedling dan vegeasi dasar berdasarkan pada jumlah famili, genus, spesies, dan individu. Famili Dominan dan Co-dominan Famili Dominan Jumlah individu suau famili Jumlah individu semua famili x100% 744 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Proceeding Biology Educaion Conference (ISSN: ), Vol 13(1) 2016: HASIL Komposisi Spesies Tabel 1. Komposisi Tumbuhan Invasif di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai N Family Spesies Nama Habi o Daerah Individu Plo 1 Acanhaceae Asysasia gangeica L. Herba Arecaceae Arenga obusifolia Mar. Langkok Palma Aseraceae Acanhospermum hispidum DC. Herba Aseraceae Ageraum conyzoides L. Herba Aseraceae Ausropaorium inulaefolium Kun. Herba Aseraceae Mikania micranha Kun. Kerinyuk Liana Balsaminacea Imphaiens walleriana Hook.f. Pacar air Herba 26 4 e 8 Commelinace Commelina benghalensis L. Herba 21 5 ae 9 Lamiaceae Hypis capiaa Jack Subangsubang Herba Melasomaa Clidemia hira (L.) D. Don Semak ceae 1 Mimosaceae Albizia julibrissin Durazz. Semak Mimosaceae Mimosa pudica L. puri malu Herba Poaceae Kyllinga nemoralis (J.R.Fors. & G.Fors.) Dandy ex Rumpu Huch. & Dalziel 1 Poaceae Oplismenus hirellus (L.) P.Beauv. Rumpu Rumpu Poaceae Panicum maximum Jacq Rumpu Rumpu Gajah 1 Poaceae Searia palmifolia (J.Koenig) Sapf Rumpu Rubiaceae Spermacoce ocymifolia Willd. ex Roem. & Schul Herba Rosaceae Rubus moluccanus L. Liana Verbenaceae Sachyarphea jamaicensis Vahl. Bujang Kalam Semak 3 1 Jumlah 337 Berdasarkan Tabel 1, dapa diliha bahwa spesies umbuhan invasif yang diemukan di kawasan Cagar Alam Lembah Anai erdiri dari 12 famili, 19 spesies dan 337 individu. Dari 12 famili ersebu famili aseraceae dan poaceae merupakan famili dengan jumlah jenis erbanyak yang diemukan yaiu masing-masing 4 jenis. Jenis-jenis umbuhan invasif di aas banyak diemukan di dalam plo yang erleak di area yang erbuka sera memiliki inensias cahaya yang relaif inggi. Seenis (2006), umbuhan bawah aau vegeasi dasar merupakan spesies yang mempunyai sebaran luas dan mempunyai oleransi yang inggi erhadap fakor lingkungan. Pada peneliian selain diemukan dengan jumlah jenis erbanyak Famili Aseraceae juga merupakan famili yang dominan (Tabel 2) dengan persenase 20,47%, sedangkan famili co-dominan yaiu Poaceae (19,88%) famili Acanhaceae (15,4%). Dominan dan co-dominan suau famili dapa dienukan oleh jumlah spesies penyusun famili dan juga jumlah individu yang erdapa dalam famili ersebu. Famili Aseraceae diemukan dengan jumlah 4 spesies dan 69 individu, sedangkan famili Poaceae dan family Acanhaceae masing-masing sebanyak 4 spesies, 67 individu sera 1 spesies dan 52 individu. Menuru Cronguis (1981) famili Aseraceae merupakan kelompok umbuhan yang erdiri dari genus melipui spesies, yang menyebar luas di seluruh dunia. Tabel 2. Famili Dominan dan Co-dominan Tumbuhan Invasif Di Cagar Alam Lembah Anai. No Famili Individu %Famili 1. Acanhaceae * 2. Arecaceae Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 745 Solfiyeni e al. Analisis Vegeasi Tumbuhan Invasif di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai, Sumaera Bara No Famili Individu %Famili 3. Aseraceae ** 4. Balsaminaceae Commelinaceae Laminaceae Melasomaceaea Mimosaceae Poaceae * 10. Rubiaceae Rosaceae Verbenaceae Jumlah 337 Srukur Spesies Pada Tabel 3 dapa diliha bahwa spesies yang memiliki nilai pening eringgi erdapa pada spesies Arenga obusifolia, yaiu 27,36%. Tingginya nilai pening A. obusifolia disebabkan karena nilai frekuensi relaif yang inggi jika dibandingkan spesies invasif lainnya. Whimore (1975) menyaakan ingginya nilai frekuensi relaif suau jenis merupakan suau peunjuk bahwa jenis ersebu penyebarannya luas. Sedangkan nilai kerapaan relaif eringgi diemukan pada spesies Asysasia gangeica L. berdasarkan nilai kerapaan relaif dapa dikeahui bahwa spesies ini memiliki jumlah individu yang paling banyak dibandingkan jenis umbuhan invasif lainnya. Muhdi dkk (2008), menyaakan bahwa Indeks Nilai Pening (INP) dapa digunakan unuk mengeahui dominansi spesies dalam komunias umbuhan yang dielii. Indeks Nilai Pening (INP) digunakan sebagai besaran yang menunjukkan kedudukan suau jenis erhadap jenis lain dalam suau komunias. Makin besar INP suau jenis, maka peranannya dalam komunias ersebu semakin pening. Tabel 3. Srukur Tumbuhan Invasif di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai No Spesies Habi KR FR INP 1 Arenga obusifolia Mar. Palma Asysasia gangeica L. Herba Kyllinga nemoralis (J.R.Fors. & G.Fors.) Dandy ex Huch. & Dalziel Rumpu Acanhospermum hispidum DC. Herba Imphaiens walleriana Hook.f. Herba Commelina benghalensis L. Herba Spermacoce ocymifolia Willd. ex Roem. & Schul Herba Albizia julibrissin Durazz. Semak Panicum maximum Jacq Rumpu Ausropaorium inulaefolium Kun. Herba Ageraum conyzoides L. Herba Clidemia hira (L.) D. Don Semak Hypis capiaa Jack Herba Searia palmifolia (J.Koenig) Sapf Rumpu Oplismenus hirellus (L.) P.Beauv. Rumpu Mimosa pudica L. Herba Mikania micranha Kun. Liana Sachyarphea jamaicensis Vahl. Semak Rubus moluccanus L. Liana Sifa mendominasi suau jenis erenu dapa menimbulkan dampak buruk bagi ekosisem yang diempai jenis ersebu. Dominansi sanga era hubungannya dengan invasi, Tjirosoedirdjo, (2015), menyaakan bahwa invasi adalah suau sifa yang menggambarkan kinerja suau spesies umbuhan aau hewan yang menjadi dominan sera mengancam ekosisem, habia dan spesies yang erdapa disuau lokasi. Menuru Usmadi dkk (2015) A. obusifolia aau biasa dikenal dengan nama langkok dapa umbuh opimal dengan suhu permukaan vegeasi maksimal 210C dengan kondisi lingkungan dalam kaegori lembab. Lokasi Cagar Alam Lembah Anai merupakan kawasan huan hujan dengan kelembaban yang cukup inggi, sehingga dengan demikian dapa memungkinkan spesies ini dapa umbuh dengan baik. Selanjunya ingginya INP spesies ini dibandingkan dengan spesies lain, mengindikasikan adanya kemungkinan pergerakan langkok unuk menginvasi kawasan Cagar Alam Lembah Anai. Langkok di emukan pada daerah dengan keinggian mdpl. Menuru Sasrapradja e al. (1978) umumnya langkok umbuh di daaran rendah sampai keinggian 550 meer di aas permukaan lau. Daa kesesuaian empa umbuh berdasarkan keinggian empa dapa mengindikasikan bahwa langkok ermasuk spesies Arecaceae daaran rendah. Langkok dapa diemukan pada semua ingka kelerengan dari daar sampai sanga curam dan semua arah lereng 746 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Proceeding Biology Educaion Conference (ISSN: ), Vol 13(1) 2016: (aspek) dengan kelerengan anara 1,82 55,57%, sera pada jarak anara m dari sungai. Ada beberapa mekanisme yang dilakukan umbuhan invasif unuk mempengaruhi komunias alami, dianaranya melalui kompeisi, sehingga dapa menyebabkan erjadinya perubahan proses dalam suau ekosisem. Soerianegara dan Indrawan (1978) menyaakan adapasi yang inggi sera reproduksi yang cepa juga akan mempengaruhi kehidupan suau spesies sehingga berhasil mencapai siklus hidupnya dan berkembang di daerah empa umbuhnya. Asysasia gangeica juga merupakan spesies yang cukup dominan di kawasan cagar alam lembah anai seelah jenis A. obusifolia. Asysasia gangeica merupakan spesies herba yang ersebar di India, Malaysia dan Afrika. Spesies ini memiliki kemampuan unuk berkembangbiak dengan perbanyakan vegeaive dan membenuk vegeasi pada, spesies ini bersifa sanga invasif, sehingga mampu menguasai habia yang diempainya. Salah sau kasus yang di imbulkan spesies ini gangguan besar erhadap ekosisem asli di kepulauan pasifik (BIOTROP, 2015). Nilai-nilai yang dihasilkan dari seiap spesies yang didapakan sanga berpengaruh pada ingkan keanekaragaman spesies yang ada dilokasi Cagar Alam Lembah Anai. Nilai indeks keanekaragaman umbuhan invasif di kawasan Cagar Alam Lembah Anai ergolong sedang yaiu 2,80. Sebagai spesies yang elah eridenifikasi dan ermasuk kedalam umbuhan invasif, Keanekaragaman umbuhan invasif ersebu sanga dikhawairkan dapa menurunkan kenekaragaman makhluk hidup yang ada di kawasan Cagar Alam Lembah Anai. Sebagai kawasan konservasi diperlukan pengawasan khusus erhadap perkembangan umbuhan invasif yang ada pada kawasan ini. 4. KESIMPULAN Komposisi umbuhan invasif di kawasan Cagar Alam Lembah Anai erdiri dari 12 famili, 19 spesies dan 337 individu. Nilai pening eringgi diemukan pada jenis Arenga obusifolia yaiu 27,36%. Indeks keanekaragaman umbuhan invasif ergolong sedang yaiu 2, DAFTAR PUSTAKA BIOTROP (Souheas Asian Regional for Trofical Biologi). Invasive Alien Spesies. hp:/kmb.biorop.org. diakses 30 juni BKSDA Buku Informasi kawasan Konservasi Provinsi Sumaera Bara. BKSDA Sumaera Bara Informasi Cagar Alam Lembah Anai. BKSDA Sumaera Bara Buku Informasi Kawasan Konservasi Balai KSDA Sumaera Bara. BKSDA Sumaera Bara. Cronguis, A An Inegraed Sysem of Classificaion of Flowering Plan. Colombia Universiy Press. New York. Deparemen Kehuanan Daa dan Informasi Kehuanan Provinsi Sumaera Bara. Jakara Dinas Pariwisaa Provinsi Sumaera Bara. Kepariwisaaan Provinsi Sumaera Bara. Herry, F Kawasan Konservasi Lembah Anai. hp://pioda.muliply. com/reviews /iem/5. Diakses 05 Januari Johnson, M. Gillman Tree Populaion Sudies in Low Diversiy Fores, Guyana. I. Florisic Composiion and Sand Srucure. Biodiversiy and Conservaion 4; Ludwig JA, & Reynolds JF Saisical Ecology: A primer on mehods and compuing. John Wiley & Sons, Inc. New York. Muhdin, Suhendang, E., Wahjono, D., Purnomo, H., Isomo, dan Simangunsong, B.C.H., Keragaman Srukur Tegakan Huan Alam Sekunder. Jurnal Manajemen Huan Tropika,14(2): Mardiasui, A., R. Salim dan Y.A. Mulyadi Perilaku Makan Rangkok Sulawesi pada Dua Jenis Ficus di Suaka Margasawa Lambusango, Buon. Media Konservasi. VI(1):7-10 Sasrapradja, S., JP. Mogea, HM. Sanga & JJ. Afriasini Palem Indonesia. Lembaga Biologi Nasional LIPI. Bogor. Soerianegara, I dan A. Indrawan Ekologi Huan Indonesia. Dep, Manajemen Huan IPB. Bogor. Seenis, C.G.J. van Flora Pegunungan Jawa. PT. Pradnya Paramia. Jakara. Tjirosoedirdjo, S Tumbuhan Invasif. Pelaihan ke III Pengelolaan Gulma Dan Tumbuhan Invasif SEAMEO BIOTROP. Bogor. Usmadi D., Hikma A., J.R. Wion, & L.B. Praseyo Populasi dan Kesesuaian Habia Langkap (Arenga obusifolia Mar.) di Cagar Alam Leuweung Sancang, Jawa Bara. Jurnal Biologi Indonesia.Vol 11 (2): (2015). Whimore, T.C Tropical Rain Fores of Far Eas. Oxfor Universiy Press. Oxford. Penanya: Dra. Syamswisna, M.Si (Universias Tanjungpura) Peranyaan: a. Bagaimana cara mengeahui umbuhan invasive? b. Bagaimana ukuran plo unuk pohon? Jawaban : a. Cara menenukan umbuhan invasive dengan menggunakan daa base umbuhan invasif b. ukuran plo 2X2 meer hanya unuk umbuhan bawah/ veeasi dasar idak ermasuk pohon Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 747