Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Bab I Kti Febi

Bab I KTI Febi

   EMBED


Share

Transcript

  1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1   Latar Belakang Dalam dunia kedokteran arsip atau dokumen atau  file sering disebut dengan istilah rekam medis. Rekam medis ini merupakan file-file tempat dimana keseluruhan keberadaan pasien beserta data-data yang dimilikinya termasuk jenis  penyakitnya, tercatat atau terekam dalam  file-file tersebut. Rekam medis ini merupakan suatu sistem pelayanan yang lebih efisien dan memungkinkan  pengguna dapat memanfaatkan pelayanan yang diberikan dengan lebih efektif. Rumah sakit sebagai salah satu instansi yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat sudah sepantasnya memberikan layanan tersebut. Seperti disebutkan diatas, bahwa rekam medis merupakan bagian dari arsip. Arsip merupakan salah cabang atau bagian dari Ilmu Perpustakaan. Arsip merupakan naskah atau dokumen yang menggambarkan segala aktivitas yang telah dilakukan oleh sebuah instansi dalam kurun waktu tertentu. Setiap rumah sakit harus memiliki rekam medis sebagai suatu standar pelayanan sebuah instansi yang bergerak dalam bidang kesehatan yang berguna dalam peningkatan kualitas rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap seluruh  pasien. Keberadaan arsip memegang peranan yang cukup besar dalam penentuan kebijakan dan pedoman kerja guna pencapaian visi misi sebuah instansi. Rekam medis merupakan salah satu bagian dari manajemen yang dilaksanakan di rumah sakit dalam rangka menunjang keberhasilan tertib administrasi untuk peningkatan pelayanan kesehatan. Rekam medis merupakan dokumen hukum permanen yang harus berisi informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan dan mencatat hasilnya. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1996 kepada semua petugas kesehatan wajib untuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk  berkas rekam medis. Kemudian dengan dikeluarkannya Undang-Undang No 44  2 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis. Dengan dikeluarkannya Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/tahun 2008 tentang Rekam Medis, sehingga dengan demikian rekam medis mempunyai landasan hukum yang kuat. Guna melengkapi ketentuan dalam pasal 19 Permenkes tersebut yang menyebutkan pada saat Peraturan Menteri ini mulai  berlaku, Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis, dicabut dan dinyatakan tidakberlaku lagi. Dan diharapkan penyelenggaraan rekam medis dapat menjadi lebih baik. Seiring dengan berjalannya waktu rumah sakit sekarang semakin menunjukan kualitas dalam pelayanan kepada masyarakat secara optimal, untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara optimal tersebut, perlu adanya sistem yang bagus yang mendukung dalam pelayanan tersebut dan sesuai dengan  prosedur yang telah ditetapkan di rumah sakit tersebut. Salah satu faktor yang mendukung didalamnya adalah ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis rawat inap pasien pulang ke instalasi rekam medis itu tersebut dengan tepat waktu. Jika terjadi ketidaktepatan pengembalian berkas rekam medis dari ruang rawat inap ke unit rekam medis, maka sistem pelayanan akan terhambat dan terganggu, sehingga waktu tunggu pasien yang ingin mendapatkan pelayanan menjadi lama. Sehingga hal tersebut dapat menggangu dalam pelayanan dan kualitas dari rumah sakit itu tersebut. Ketidaktepatan pengembalian berkas rekam medis dari ruang rawat inap ke instalasi rekam medis, dapat mengganggu pasien yang ingin control ulang, sehingga lama tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan menjadi lebih lama dan terganggu, sehingga akhirnya kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut kurang efektif dan efisien. Ketidaktepatan pengembalian berkas rekam medis juga mengganggu di dalam pengolahan data rekam medis tersebut, dikarenakan  petugas belum mengisi data-data pasien dengan lengkap, sehingga mengganggu dalam pembuatan pelaporan internal dan eksternal rumah sakit.  3 Menurut kebijakan yang ditetapkan oleh PerMenkes dan SPO di Rumah Sakit Gading Pluit, pengembalian berkas rekam medis pasien rawat inap yang tepat, harus dikembalikan dalam waktu 2x24 jam setelah pasien pulang rawat Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka timbul keinginan pada penulis untuk melakukan penelitian tentang “ Gambaran Ketepatan Waktu Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Yang Pulang Guna Peningkatan Pelayanan di Rumah Sakit Gading Pluit ” . 1.2   Rumusan Masalah “Bagaimanakah Ketepatan Waktu Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Yang Pulang Ke Instalasi Rekam Medis Di Rumah Sakit Gading Pluit? ”  1.3   Tujuan Penelitian 1.3.1   Tujuan Umum Ingin mengetahui ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang pulang pada bulan Februari 2014 ke instalasi rekam medis di Rumah Sakit Gading Pluit. 1.3.2   Tujuan Khusus 1.   Mengidentifikasi standar prosedur operasional (SPO) ketepatan waktu  pengembalian rekam medis rawat inap yang pulang ke instalasi rekam medis.   2.   Menghitung presentase ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang pulang ke instalasi rekam medis.   3.   Mengidentifikasi masalah penyebab ketidaktepatan waktu pengembalian  berkas rekam medis rawat inap ke instalasi rekam medis.  1.4   Manfaat Penelitian 1.   Bagi penulis a.   Penulis dapat mengetahui lama waktu pengembalian berkas rekam medis pasien rawat inap yang pulang.  4  b.   Sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh di kampus dengan penerapan di lapangan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama mengikuti perkuliahan. 2.   Bagi rumah sakit Memperoleh masukan yang bermanfaat mengenai ketepatan waktu  pengembalian berkas rekam medis, guna peningkatan kualitas pelayanan di Rumah Sakit. 3.   Bagi akademik Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian dan  pengembangan ilmu pengetahuan dibidang rekam medis.