Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Geokimia Minyak Bumi

tugas resume geokimia, dikutip dari buku petroleum geochemistry

   EMBED


Share

Transcript

atau tidak mengahsilkan; matang pada prinsipnya dapat menghasilkan; kelewat matang berarti tidak menghasilkan.) Tidak semua cekungan dapat menghasilkan hidrokarbon, walaupun terdapat batuan reservoir yang bagus dan batuan penutup. Terdapat berapa hal, diantaranya menurut Demaison pada tahun 1984, kesuksesan eksplorasi tergantung pada 3 faktor, yakni : 1) Terdapatnya perangkap (struktur, batuan reservoir, batuan penutup). 2) Tempat akumulasi minyak bumi (batuan asal, kematangan, migrasi ke perangkap, waktu) 3) Keawetan dari perangkap minyak bumi (sejarah termal, invasi air meteorik) Lipatan Penghasil Minyak Bumi Jones (1987) menjelaskan suatu fasies organik sebagai cabang dari unit pemetaan stratigrafi yang berbeda dari cabang lainnya dengan karakter bahan organic (OM) itu sendiri. Fasies organik yang berbeda menghasilkan dan bermigrasi dalam  jumlah yang berbeda dan tipe minyak dan gas yang berbeda.(Demaison 1984). Dengan kata lain, fasies bahan organic yang berbeda maka dapat mengeluarkan dan menghasilkan jumlah minyak dan gas yang beberda. Lipatan penghasil minyak bumi bisa juga disebut sebahgai dapur hidrokarbon . Dimana tempat ini kaya akan bahan organik dari batuan asal yang terpendam dengan temperatur yang cukup tinggi untuk menghasilkan dan berpindah tempat (migrasi) minyak bumi dalam jumlah besar. Suatu cekungan produksi dapat memiliki satu atau bahkan lebih lipatan penghasil minyak bumi. Lipatan dikenal dengan bentuk perlapisan, atau peta fasies organik, dan peta kematangan dari setiap interval batuan induk pada cekungan. Sebagai contoh pemetaan kematangan terdapat pada Plate 1. Maksud dari sukses pada peta ini berarti bahwa memungkinkan untuk meghasilkan aliran minyak atau gas dari akumulasi di bawah permukaan tanah. Plate 1A area yang tidak matang ( immaturity) terdapat pada daerah batuan induk serpih Kimmeridge dimana temperature tidak naik pada suhu diatas 93 o C (200 o F) dan 4 minyak yang yang dihasilkan berwarna kuning. Temperatur diatas 93 o C menghasilkan warna cokelat kekuning-kuningan. Plate 1B menunjukan pantulan vitrinit yang merupakan indikator pada cekungan Illinois. R o ( reflectance organic  ) 0.6% menunjukan “jendela minyak ( oil window) ”. Plate 1C merupakan peta kematangan pada gas., berbeda dengan ilustrasi lainnya yang untuk minyak. Pada batuan induk Permian di cekungan Cooper Australia, menghasilkan fasies organic gas. Dengan pantulan cokelat kekuningan R o antara 0.9 dan 2%. Ketidak matangan gas sama dengan matangnya minyak, yakni berwarna kuning, dan yang kelewat matang pada gas berwana coklat. Bagian A, B, dan C pada Plate 1 semuanya menunjukan migrasi vertikal atau migrasi lateral jarak-pendek dari batuan induk ke batuan reservoir. Pada Plate 1D menunjukan migrasi serong jarak-panjang di sisi timur laut cekungan Williston. Dari semua contoh Plat 1, lokasi lapangan gas dan minyak bumi terbesar dapat dikorelasikan dengan identifikasi geokimia gas dan minyak bumi. Penilaian prospek memerlukan pemodelan untuk seluruh proses penghasilan hidrokarbon, pengeluaran, migrasi, perangkap, dan pengawetan. 5 2.Karbon dan Asal Usul Kehidupan Karbon (dari carbo, berarti ‘arang’) adalah kelompokm keempat dari tabel unsur  periodic, yang berarti bahwa karbon memiliki empat elektron pada kulit elektron terluar. Elemen yang paling stabil, atau kombinasi dari unsur-unsur, adalah elemen yang mengandung delapan elektron (oktet) di kulit terluar. karbon mengasumsikan konfigurasi ini dengan membentuk ikatan kovalen, yaitu, dengan membagi elektron dengan dirinya sendiri dan elemen lainnya . Selain itu, karbon juga elemen dasar dari kehidupan karena keunikannya yang dapat menggabungkan dirinya sendiri untuk membentuk rantai karbon yang panjang, cincin dan komplek, struktur jembatan. Selain karbon, ada pula Silikon, hanya saja silicon tidak terdapat dialam, tetapi dapat dibuat di laboratorium. Hal ini karena : 1. Energi ikatan Si-Si 53 kcal/mol terlalu lemah daripada ikatan C-C dengan energi of 83 kcal/mol; 2. Kulit elektron terluar silicon mudah diserang oleh air, oksigen atau ammonia, sehingga rantai elektron menjadi tidak stabil pada senyawa tersebut; 3. Silicon tidak mampu untuk membentuk dua ikatan dengan oksigen untuk menghasilkan monomer SiO 2 dengan cara yang sama seperti karbon membentuk gas CO 2.   Bumi Primitif  Bumi diyakini setua meteorit dan timbal di daratan, sekitar 4.6 Ga (10 9 tahun lalu) (Patterson 1956). Bumi memiliki komposisi 90% besi, oksigen, silikon dan magnesium dan 10% semua elemen alam. Diferensiasi mungkin merupakan peristiwa yang paling signifikan dalam sejarah bumi. Hal tersebut itu mengarah pada pembentukan kerak dan benua. diferensiasi mungkin memulai meloloskan gas dari interior, yang akhirnya mengarah pada pembentukan atmosfer dan lautan (Press dan Siever 1986, hal. 12). Tidak pernah ada batuan di bumi yang umurnya lebih tua dari sekitar 3.8 Ga, mengingat batuan di bulan memiliki rentan umur dari 3.1 sampai 4.6 Ga. Hidrogen membentuk sulfida besi dan juga dihancurkan oleh reaksi fotokimia termasuk ammonia dan metan, sehingga tekanan parsial yang akan menjadi rendah. hidrogen secara 6 bertahap menyebar ke luar angkasa dan uap air terkondensasi, meninggalkan nitrogen dioksida dan karbon sebagai komponen utama atmosfer. Sekitar 3 Ga CO 2 di atmosfer dapat menyebabkan pelapukan kimia karena asam yang tinggi pada air permukaan. Pelapukan ini juga menyebabkan pemisahan silika untuk membentuk rijang yang luas dan endapan kuarsa pada Prekambrium. Holland (1984, hal. 332) memperkirakan sekitar 2 dan 3 Ga, tekanan CO 2 di atmosfer kemungkinan sekitar 10 -3.1 dan 10 -1.9 . Holland dkk. (1986) memperkirakan sebagian dari tekanan oksigen pernah mencapai 3 x 10 -5 atmosfer mendekati 2.5 Ga. Pada saat ini sebagian tekanan oksigen adalah 0.2 atmosfer dan karbon dioksida adalah 0.0003 atmosfer. Kehidupan Primitif  Baru-baru ini ditemukan bukti kehidupan yakni stromatolit pada 3.5 Ga kelompok Warrawoona barat laut Australia (Walter 1983).sekitar 3.8 Ga telah terjadi peningatan rasio cahaya (12C) untuk berat ( 13 C) isotop karbon bahan organik dari batuan sedimen, dibandingkan dengan rasio karbon purba. Dan saat itulah kemungkinan kehidupan dimulai (Schidlowski 1988) Organisme pertama disebut  prokaryotes karena bahan genetik yang tidak beraturan pada inti sel dan tidak berkelamin. Prokaryotes pertama disebut  photoaoutotroph, yaitu adalah suatu organisme yang menggunakan cahaya sebagai sumber cahayanya dan CO 2 sebagai sumber utama dari sel karbon (CH 2 O). Menurut Schopf (1983), CO 2 + 2H 2 S Light [CH 2 O] + 2S + H 2 O Fotosintesis bakteri Kejadian kedua yang paling penting setelah prokaryotes adalah pertumbuhan yang “ menyerupai klorofilí  ” reaksi inti pada prokaryotes dengan potensi redoks yang mampu memisah air yang hadir pada cahaya. CO 2 + H 2 O klorofil + cahaya [CH 2 O] + O 2 7 Chapman dan Schopf (1983, hal. 318) menunjukan bahwa perintis bakteri primitive nonsulfur ungu mungkin telah menjadi produsen oksigen pertama. Termasuk cyanobacteria (alga biru-hijau), tidak mungkin dapat berkembang tanpa membangun lingkungan oksigen.tersebarnya oksigen di atmosfer menyebabkan 3 peristiwa biologi yang sangat penting yakni asal mula organisme eukaryote , kromosom dan inti sel dibandingkan dengan kehidupan yang tinggi. Chemoautotrophs aerobik datang setelah oksigen tersedia dari fotosintesis tanaman hijau. Selain itu, juga mampu mensintesis bahan organik dalam ketiadaan cahaya, menjadi aktif sebagai berikut (Jannasch dan Wirsen 1979) : CO 2 + O 2 + 4H 2 S [CH 2 O] + 4S + 3H 2 O: Bakteri kemosintesis Proses ini mengakibatkan kaya akan kelompok hewan di kegelapan pada lantai samudera di sekeliling zona pemekaran dengan mata air panas bawah laut.batu induk yang kaya akan minyak bumi mengakibatkan meluasnya periodik kondisi anoksik. Potensi Minyak Bumi pada Precambium Rock. Banyak hidrokarbon yang terdapat pada batuan muda dan migrasi ke reservoir  prekambrium. Lopatin (1980) menyatakan serpih minyak pada pterozoikum di rusia. Pada tahun 1986 dilaporkan minyak yang berumur paling tua berasal dari batuan sedimen prekambrium Australia yang tidak termetamorfosiskan. Berumur sekitar 1.4 Ga (Jackson dkk. 1986). Dan umur minyak paling muda berumur 1.05 Ga, yang ditemukan terperangkap sebagai inklusi cairan primer pada kristal kalsit prekambrium. Dari sudut geokimia, beberapa faktor meningkatkan resiko dry hole (lubang kering/tidak ada minyak). Pertama, mikroba pada era pterozoikum tampak diendapkan pada rendah karbon pada sedimen di seluruh dunia, lalu mereka melakukannya selama setara waktu fanerozoikum. Tidak ada kontribusi dari darat, sebagian besar berasal dari air. Analisis Total Organic Carbon (TOC) yang dilakukan oleh Hayes dkk. (1983) menunjukkan keragaman ini dengan nilai untuk serpih kelompok Hamersley (2,5 Ga) berkisar dari 0.01 sampai 6.5% wt. 8 Faktor geokimia yang kedua adalah ketersediaan hidrogen, yang merupakan kunci penghasil minyak bumi. Rasio hidrogen karbon (H/C) untuk plankton sekitar 1.6. selama pengendapan meningkat, sebagian plankton diubah menjadi minyak bumi, dan perbandingan H/C dari sisa-sisa bahan organik (kerogen) terus menurun. Hal ini karena minyak dan gas memiliki perbandingan 1.8 dan 4, masing-masing memerlukan hidrogen lebih. Saat H/C dari kerogen turun ke angka 0.3, nilai yang tersedia pada hidrogen sangat rendah sehingga tidak ada minyak dan hanya menghasilkan gas dalam  jumlah yang tidak berarti. Kerogen prekambrium pada umumnya rendah hidrogen. Sebagian besar  terdehidrogenasi secara ekstensif, dengan memiliki banyak perbandingan H/C yang kurang dari 0.2 (Hayes dkk. 1983). Secara struktural, kerogen memiliki rumus H 30 C 150 akan berisi 61 cincin aromatik yang bersatu, seperti tanda pada grafit. Akhirnya, ada kecenderungan untuk kehilangan akumulasi minyak dari waktu ke waktu geologi. Lopatin (1980) mengutip bukti bahwa banyak ditemukan akumulasi minyak bumi dalam jumlah besar yang terbentuk selama pterozoikum dan akhirnya dihancurkan. Kesimpulannya, analisis endapan prekambrium mengindikasikan bahwa tidak ada kualitas batuan induk pada sedimen fanerozoikum, pada kedua kuantitas kerogen atau isi hydrogen itu sendiri. Minyak dan gas selanjutnya akan ditemukan, sebagian di sedimen prekambrium yang tak terubahkan, tetapi kuantitasnya tidak akan lebih besar  kecuali batuan induk yang kaya akan bahan organic, kerogennya terdehidrogenasi secara ekstensif dan batuan reservoir terjaga luar biasa dengan baik. 9