Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Intensitas Pemanfaatan Pohon Ficus

INTENSITAS PEMANFAATAN POHON FICUS SEBAGAI SUMBER PAKAN DALAM PERILAKU HARIAN RANGKONG (AVES: BUCEROTIDAE) DI PUSAT PENELITIAN DAN PELATIHAN KONSERVASI WAY CANGUK, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

   EMBED

  • Rating

  • Date

    May 2018
  • Size

    3MB
  • Views

    4,522
  • Categories


Share

Transcript

INTENSITAS PEMANFAATAN POHON FICUS SEBAGAI SUMBER PAKAN DALAM PERILAKU HARIAN RANGKONG (AVES: BUCEROTIDAE) DI PUSAT PENELITIAN DAN PELATIHAN KONSERVASI WAY CANGUK, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (Skripsi) Oleh Harnes Abrini JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRAK INTENSITAS PEMANFAATAN POHON FICUS SEBAGAI SUMBER PAKAN DALAM PERILAKU HARIAN RANGKONG (AVES: BUCEROTIDAE) DI PUSAT PENELITIAN DAN PELATIHAN KONSERVASI WAY CANGUK, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN Oleh HARNES ABRINI Rangkong adalah salah satu jenis burung yang paling menarik di Asia. Di hutan hujan tropis Indonesia, rangkong sangat membutuhkan buah Ficus spp. Ficus adalah tumbuhan kunci yang sangat potensial untuk menopang kehidupan satwa frugivora pada saat musim kelangkaan. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan rentang waktu yang digunakan untuk perilaku harian masingmasing rangkong yang ditemukan pada pohon Ficus yang sedang berbuah, mengetahui jenis satwa lainnya yang memanfaatkan Ficus sebagai sumber pakan, dan mengetahui karakteristik pohon Ficus yang digunakan oleh rangkong sebagai sumber pakan. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode Focal Animal Sampling di areal plot Stasiun Penelitian Way Canguk, TNBBS pada bulan Januari hingga Mei Dari total waktu pengamatan, waktu yang digunakan untuk beraktivitas pada pohon Ficus oleh rangkong badak (52%), julang emas (22%), rangkong gading (10%), enggang klihingan (8%), kangkareng hitam (7%) dan rangkong papan (1%). Terdapat 19 jenis burung dan 11 jenis mamalia yang berada pada pohon Ficus untuk makan dan beraktivitas lainnya. Satwa yang tercatat tidak hanya yang berada di atas pohon Ficus saja, namun yang memakan buah Ficus berguguran di lantai hutan juga juga tercatat. Karakteristik pohon yang dikunjungi oleh rangkong adalah memiliki ketinggian di atas 30 meter, berhabitus pencekik dan pohon, memiliki luas kanopi lebih dari 130 m 2, dengan kategori buah berukuran sedang hingga besar berwarna kuning, kuning tua, dan merah dengan jumlah buah hingga buah perpohon. Kata Kunci : Ficus, rangkong, perilaku harian, Way Canguk, TNBBS INTENSITAS PEMANFAATAN POHON FICUS SEBAGAI SUMBER PAKAN DALAM PERILAKU HARIAN RANGKONG (AVES: BUCEROTIDAE) DI PUSAT PENELITIAN DAN PELATIHAN KONSERVASI WAY CANGUK, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN Oleh Harnes Abrini Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mecapai gelar SARJANA SAINS pada Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Palembang, pada tanggal 5 Oktober Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Sumono dan Ibu Malasina. Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak Tunas Karya Jagabaya II Bandarlampung pada tahun Kemudian pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 1 Sawah Lama, Bandarlampung. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bandarlampung pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 menulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bandarlampung. Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biosistematika Hewan dan Ornitologi. Juga aktif di Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai Kepala Biro Usaha dan Pendanaan pada tahun kepengurusan Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kuala Teladas, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang pada bulan Januari-Maret Penulis juga melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Stasiun Penelitian Way Canguk, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang dikelola oleh Wildlife Conservation Society-Indonesia Program pada bulan Juli-Agustus 2016 dengan judul Inventarisasi Jenis Burung di Pusat Penelitian dan Pelatihan Konservasi Way Canguk, TNBBS. Setelah itu penulis melanjutkan penelitiannya di Stasiun penelitian Way Canguk kembali dari bulan Januari-April 2017 dengan judul INTENSITAS PEMANFAATAN POHON FICUS SEBAGAI SUMBER PAKAN DALAM PERILAKU HARIAN RANGKONG (AVES: BUCEROTIDAE) DI PUSAT PENELITIAN DAN PELATIHAN KONSERVASI WAY CANGUK, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN. MOTTO Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-ku, maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih (QS. Ibrahim 14:7) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan (QS. Al-Inshirah 94:5) Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi yang beriman. (QS. An-Nahl 16:79) Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan (HR. Ibnu Abdil Barr) Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan (Pramoedya Ananta Toer) Burung tanpa sayap sudah bukan burung lagi. Dan manusia tanpa mimpi sudah bukan manusia lagi (Windhy Puspitadewi) PERSEMBAHAN Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Ridho, dan karunia-nya yang tdak henti-hentinya Dia berikan. Kupersembahkan karya kecilku ini untuk: Ibuku tercinta yang tak henti-hentinya mengucapkan namaku dalam setiap do anya, mencurahkan kasih dan sayang yang tak terhingga untukku, serta selalu meridhoi setiap langkahku, Mbakku, Adikku dan seluruh keluargaku yang juga selalu mendo akan dan memberikan semangat, Seseorang yang juga tidak henti-hentinya memberikanku motivasi dalam menggapai kesuksesan, Mas Laji, Bapak dan ibu Dosen yang selalu memberikanku Ilmu yang bermanfaat, Serta Almamaterku tercinta SANWACANA Dengan mengucap Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul INTENSITAS PEMANFAATAN POHON FICUS DALAM PERILAKU HARIAN RANGKONG (AVES: BUCEROTIDAE) DI PUSAT PENELITIAN DAN PELATIHAN KONSERVASI WAY CANGUK, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sains di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibuku tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang, semangat, restu dan doa, serta dorongan motivasi kepada penulis untuk menggapai citacita, 2. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ketua Jurusan Biologi FMIPA atas kesediannya untuk memberikan ilmu, bimbingan, saran dan kritik yang membangun serta motivasi dan perhatiannya dalam proses penyelesaian skripsi ini, 3. Bapak Drs. Marizal Ahmad, M.S., selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaan memberikan bimbingan, saran, serta kritik yang membangun, 4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Penguji Utama yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan saran-saran, 5. Bapak Priyambodo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas arahannya selama penulis menyelesaikan perkuliahan, 6. Bapak Jani Master, M.Si., untuk ilmu, pengalaman dan perkenalannya terhadap dunia ornitologi serta dukungan selama penulis kuliah, 7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, 8. Bapak Ir. Timbul Batubara, M.Si., beserta staff Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di TNBBS, 9. Bapak William Marthy, Ph. D. dan Mas Firdaus Rahman Affandi, M.Si. yang telah memberikan ide-ide penelitian tentang rangkong di Way Canguk, 10. Mbak Shena Bimantari, Bisma Tripala, Ko Daniel, Rania, Nenek lanang, Nenek, dan keluarga besarku yang selalu mendoakan untuk kesuksesanku, 11. Masku Laji Utoyo yang selalu memberikan perhatian, dukungan, saran dan kritik yang membangun juga untuk hari-hari indah yang dijalani bersama, 12. Keluarga besar Way Canguk, Kang Rahman, Kang Gawik, Kang Jayus, Kang Janji, Mas Seti, Lek Waryono, Pak Bunyamin, Bu Murni, Bu Sarmi, Bu Kenthi, dan Pak Bonikan sekeluarga untuk kebersamaan dan perhatiannya selama di lapangan, 13. Keluarga besar WCS-IP Kota Agung Pak Fahrul, Mas Udin, Mas Ardi, Mas Ari, Arimbi dan lainnya untuk keceriaannya selama di mess, 14. Teman-teman terbaikku tersayang Icha, Ajenk, Okta, Yaya, Bellaicil, dan Damai, terima kasih untuk kebersamaannya, 15. Genk lambe turah LB-1 Ade, Nasya, Vozza, Teta, Fatma, Eva, Vozza, Benny, dan Nyoman, terima kasih untuk kebersamaannya, 16. Keluarga Biologi 2013 untuk kebersamaan dan keceriaan selama perkuliahan, 17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan penulis dukungan, berbagai kritik dan saran, 18. Serta almamater tercinta Universitas Lampung. Semoga Allah SWT membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah membantu penulis, dan semoga Allah SWT selalu memberikan ilmu dan pahala- Nya yang berlimpah serta menjadikan kita orang-orang yang terus bersyukur hingga terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangangan di dalam penulisan skripsi ini, akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin Bandar Lampung, 24 Mei 2017 Penulis, Harnes Abrini DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i COVER DALAM... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv RIWAYAT HIDUP... v MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii SANWACANA... ix DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian... 4 C. Manfaat Penelitian... 4 D. Kerangka Pikir... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuhan Ficus Klasifikasi Morfologi Penyerbukan Bunga Ficus Kandungan Gizi Buah Ficus Persebaran Peranan B. Burung Rangkong (Aves: Bucerotidae) Klasifikasi Morfologi Makanan Perilaku Harian Habitat dan Populasi Penyebaran di Dunia C. Pusat Penelitian Dan Pelatihan Konservasi Way Canguk III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Bahan dan Alat Penelitian C. Pelaksanaan Penelitian Penentuan Lokasi dan Waktu Pengamatan Cara Kerja D. Analisis Data IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Jenis-Jenis Pohon Ficus yang Dikunjungi Rangkong B. Jenis-jenis Rangkong yang mengunjungi pohon Ficus Rangkong badak (Buceros rhinoceros) Rangkong Gading (Rhinoplax vigil) Enggang Klihingan (Anorrhinus galeritus) Julang Emas (Rhyticeros undulatus) Kangkareng Hitam (Anthracoceros malayanus) Rangkong Papan (Buceros bicornis) C. Waktu Kehadiran Rangkong pada pohon Ficus D. Perilaku Harian Rangkong pada Pohon Ficus... 45 1. Ficus altissima Ficus albipila Ficus sumatrana Ficus sp. 1 atau Ficus gendut Ficus stupenda Ficus crassiramea E. Karakteristik Pohon Ficus yang Didatangi Rangkong Ficus altissima Ficus albipila Ficus sumatrana Ficus sp. 1 atau Ficus gendut Ficus stupenda Ficus crassiramea F. Satwa Lain Yang Memanfaatkan Ficus Sebagai Sumber Pakan Burung Mamalia V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 87 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Perilaku Harian Rangkong yang diamati pada pohon Sumber pakan Ficus Tabel 2. Daftar jenis Ficus yang dikunjungi oleh enam jenis rangkong di Stasiun Penelitian Way Canguk, TNBBS Tabel 3. Karakteristik pohon dan buah Ficus yang diamati di Way Canguk Tabel 4. Daftar jenis satwa yang memanfaatkan Ficus sebagai sumber pakan saat pengamatan Tabel 5. Hasil perhitungan total perilaku harian rangkong pada pohon Ficus gendut Tabel 6. Hasil perhitungan total perilaku harian rangkong pada pohon F. sumatrana Tabel 7. Hasil perhitungan total perilaku harian rangkong pada pohon F. albipila Tabel 8. Hasil perhitungan total perilaku harian rangkong pada pohon F. altissima Tabel 9. Hasil perhitungan total perilaku harian rangkong pada pohon F. stupenda... 89 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Perkembangan buah Ficus berumah tunggal... 9 Gambar 2. Morfologi rangkong Gambar 3. Lokasi areal penelitian Way Canguk, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Gambar 4. Lokasi stasiun penelitian Way Canguk Gambar 5. Stratifikasi pada pohon Ficus Gambar 6. Proyeksi tajuk pohon Gambar 7. Peta persebaran Ficus yang masak dan sarang rangkong Di Stasiun Penelitian Way Canguk, TNBBS Gambar 8. Individu jantan (kiri) dan individu betina (kanan) rangkong badak Gambar 9. Sepasang individu jantan dan betina rangkong badak Gambar 10. Pemilihan buah Ficus masak oleh rangkong badak Gambar 11. Aktivitas menelisik pada rangkong badak menggunakan paruhnya Gambar 12. Individu jantan rangkong gading pada pohon Ficus Gambar 13. Enggang klihingan bertengger pada Ficus albipila masak Gambar 14. Kelompok enggang klihingan pada Ficus berjumlah 5 individu Gambar 15. Julang emas jantan (kanan) dan betina (kiri) Gambar 16. Kangkareng hitam yang terlihat pada tajuk bagian tengah pohon Ficus Gambar 17. Rangkong papan yang ditemukan pada Ficus altissima... 41 Gambar 18. Persentase rerata kehadiran rangkong pada pohon Ficus Gambar 19. Persentase kehadiran rangkong pada pohon F. altissima Gambar 20. Waktu yang digunakan oleh rangkong untuk masing-masing aktivitasnya pada Ficus altissima Gambar 21. Persentase kehadiran rangkong pada pohon F.albipila Gambar 22. Waktu yang digunakan oleh rangkong untuk masing-masing aktivitasnya pada Ficus albipila Gambar 23. Persentase kehadiran rangkong pada pohon Ficus sumatrana Gambar 24. Waktu yang digunakan oleh rangkong untuk masing-masing aktivitasnya pada Ficus sumatrana Gambar 25. Rangkong gading (Rhinoplax vigil) terlihat dari bawah Gambar 26. Persentase kehadiran rangkong pada pohon Ficus gendut Gambar 27. Waktu yang digunakan oleh rangkong untuk masing-masing aktivitasnya pada Ficus gendut Gambar 28. Persentase kehadiran rangkong pada pohon Ficus stupenda Gambar 29. Waktu yang digunakan oleh rangkong untuk masing-masing aktivitasnya pada Ficus stupenda Gambar 30. Aktivitas istirahat (tidur) yang dilakukan rangkong badak pada pohon Ficus Gambar 31. Habitus strangler atau pencekik (kiri) dan buah dari Ficus altissima Gambar 32. Bentuk habitus pohon dari Ficus albipila Gambar 33. Buah dari Ficus sumatrana Gambar 34. Buah dari Ficus gendut yang berukuran sangat besar Gambar 35. Buah dari Ficus stupenda Gambar 36. Punai besar (Treron capellei) yang selalu mengunjungi Ficus pada saat masak Gambar 37. Kuau raja (Argusianus argus)... 71 Gambar 38. Owa ungko (Hylobates agilis) (kiri) dan Siamang (Symphalangus syndactilus) (kanan) Gambar 39. Jelarang (Ratufa bicolor) yang sedang tidur pada pohon Ficus Sumatrana Gambar 40. Binturong (Arctictis binturong) yang sedang tidur pada pohon Ficus altsissima masak Gambar 41. Buah Ficus yang diamati Gambar 42. Buah Ficus albipila yang berada di pohon Gambar 43. Buah Ficus altissima yang berada di pohon Gambar 44. Buah Ficus sumatrana yang berada di pohon Gambar 45. Buah Ficus stupenda yang berada di pohon Gambar 46. Takur gedang (Psilopogon chrysopogon) Gambar 47. Habitus masing-masing pohon Ficus yang teramati Gambar 48. Bentuk tajuk masing-masing Ficus Gambar 49. Pengukuran kanopi pohon Gambar 50. Mengukur panjang buah Gambar 51. Pengamatan perilaku rangkong Gambar 52. Alat tulis Gambar 53. Teropong Binokuler Bushnell Gambar 54. Phi band (DBH meter) Gambar 55. Jam tangan Gambar 56. Jangka sorong Gambar 57. Rangefinder Gambar 58. Kamera Nikon Coolpix P mm (83x perbesaran) Gambar 59. Buku Panduan Identifikasi Burung Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan MacKinnon et al. (2010)... 97 Gambar 60. Buku Panduan Identifikasi Mamalia A Field Guide to the Mammals of Borneo Payne et al. (1985) Gambar 61. Pita Ukur/ Meteran Gambar 62. Global Positioning System (GPS)... 98 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rangkong adalah salah satu jenis burung yang paling menarik di Asia. Indonesia memiliki 13 jenis burung rangkong (Aryanto et al., 2016) dan Sembilan jenis diantaranya terdapat di Sumatera yang merupakan pulau dengan habitat terbesar rangkong (Hadiprakarsa dan Prasetyaningrum, 2009). Rangkong merupakan kelompok burung yang mudah dikenali. Secara umum ciri yang dimiliki burung rangkong adalah ukuran tubuhnya yang besar dengan panjang total antara 381 sampai 1600 mm. Memiliki hornbill atau paruh yang sangat besar dan kokoh tetapi ringan, berwarna merah atau kuning, melengkung dan hampir menyerupai cula serta bulu yang berwarna coklat, hitam, putih, atau hitam dan putih. Kulit dan bulu di sekitar tenggorokan berwarna terang, sayap kuat, ekor panjang, kaki pendek, jari-jari kaki besar dan sindaktil (Aryanto et al., 2016). Jenis burung rangkong merupakan burung yang kehidupannya cenderung untuk hidup di tajuk pohon (Kemp,1995) dan kadang memiliki preferensi makanan yang khusus, serta umumnya membutuhkan daerah hutan yang luas (Hadiprakarsa dan Winarni, 2007). 2 Di hutan hujan tropis Indonesia, rangkong sangat membutuhkan buah beringin (Ficus spp.) (Anggriawan et al., 2015). Ficus menghasilkan buah sepanjang tahun dan dijadikan pakan oleh sebagian besar satwa frugivora. Ficus adalah tumbuhan kunci yang sangat potensial untuk menopang kehidupan satwa frugivora pada saat musim kelangkaan (Kattan dan Valenzuela, 2013). Ficus adalah pakan yang paling disukai rangkong yang termasuk dalam famili Moraceae. Populasi rangkong juga terlihat meningkat selama bulan-bulan ketika buah ara melimpah (Anggriawan et al., 2015). Menurut Mardiastuti et al (2001), kategori buah yang dapat dimakan oleh rangkong adalah buah kecil yang termasuk jenis-jenis Ficus dalam jumlah banyak dan dari jenis-jenis non- Ficus adalah stone seeds atau buah yang memiliki batu. Dari 600 jenis pohon Ficus yang ada, 200 jenis diantaranya merupakan pakan rangkong. Anggriawan et al., (2015) mengatakan bahwa nutrisi yang terdapat pada Ficus diperkirakan dapat mencukupi serta merupakan sumber kalsium yang baik bagi satwa termasuk rangkong. Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa, seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa dilindungi. Salah satu kawasan yang teridentifikasi sebagai wilayah penting untuk konservasi jenis-jenis burung dataran rendah, salah satunya adalah Stasiun Penelitian Way Canguk yang merupakan bagian dari hutan dataran rendah yang tersisa di TNBBS dan Sumatra (WCS-IP, 2001). Tercatat 8 jenis burung rangkong dan 22 jenis Ficus yang teridentifikasi terdapat di areal ini. Jenis rangkong yang sudah jarang 3 tercatat ditemui di areal ini adalah jenis rangkong gading (Rhinoplax vigil) (Utoyo, unpubl. report 2015). Daftar Merah IUCN (Internasional Union For Conservation of Nature and Natural Resources) mengatakan Rangkong gading mengalami resiko kepunahan dalam waktu dekat (Critically Endangered: CR). CITES juga mengatakan bahwa rangkong gading masuk ke dalam kategori Appendix I yang artinya populasinya kecil di alam dan dikhawatirkan akan punah serta sangat tidak diperbolehkan untuk perdagangan komersil (IUCN, 2015). Rangkong dikenal memiliki areal jelajah yang luas dan menunjukkan fluktuasi yang sangat signifikan dalam hal ruang dan waktu, memungkinkan untuk menyebarkan bagian kecil dari pohon buah contohnya biji. Dengan kemampuannya menelan dan memuntahkan biji dalam ukuran besar tanpa merusak dan melintasi jarak yang jauh, rangkong adalah penyebar biji yang sangat penting bagi beberapa kelompok besar tumbuhan biji di hutan tropis (Naniwadekar et al., 2013). Menurut Anggriawan et al. (2015), dalam proses regenerasi hutan, walaupun rangkong memiliki peranan yang sangat penting namun terbatasnya kesediaan variasi dan jumlah pakan bagi burung ini akhirnya akan mengancam kelestarian populasi rangkong tersebut (Anggriawan et al, 2015). Untuk itu penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan mengingat pentingnya peranan buah Ficus dalam mengatur populasi rangkong dalam ekosistem hutan. 4 B. Tujua