Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Kak Gesit

Kerangka Acuan Kegiatan Situbondo Bebas Jentik

   EMBED


Share

Transcript

  KERANGKA ACUAN KEGIATAN GERAKAN SITUBONDO BEBAS JENTIK A.   Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan penduduk. Dampak ekonomi langsung pada  penderita DBD adalah biaya pengobatan, sedangkan dampak ekonomi tak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan penderita. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DBD, karena virus penyebab dan nyamuk penular tersebar luas baik dirumah maupun di tempat-tempat umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut. Sejak pertama ditemukan penyakit DBD di Indonesia (Surabaya dan Jakarta) pada tahun 1986, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga pada tahun 2010 kasus tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Jumlah kasus DB yang dilaporkan pada tahun 2010 di Kabupaten Situbondo sebanyak jumlah 724 kasus dengan kasus kematian 6 orang, pada tahun 2011 terdapat 184 kasus DBD. Pada tahun 2012 dari 184 kasus terdapat 3 kematian. Pada 2013 dari 210 kasus terdapat 3 kasus kematian. Mengingat vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia, maka cara yang dapat dilakukan sampai saat ini ialah dengan memberantas nyamuk penularnya (vektor). Pemberantasan vektor dapat dilakukan terhadap nyamuk dewasa maupun jentiknya dengan mengunakan insektisida (fogging) terutama bila terjadi wabah atau kejadian luar biasa (KLB). Selain fogging juga dilaksanakan abatisasi massal untuk membunuh jentik, yang dilakukan sebelum musim penularan di daerah endemis. Upaya penanggulangan penyakit DBD yang dinilai paling efektif adalah dengan menggerakkan peran serta masyarakat dalam PSN DBD melalui Gerakan 3M yaitu (menguras, menutup dan mengubur) pada tempat  –   tempat yang mempunyai potensi untuk perkembangbiakan hidup nyamuk, dimana kegiatan ini bertujuan untuk memutuskan daur hidup nyamuk untuk menjadi nyamuk dewasa. Gerakan 3 M  didahului oleh suatu gerakan bersama pemeriksaan jentik secara berkala untuk mengetahui tempat (populasi) jentik nyamuk secara dini. Pemeriksaan jentik secara berkala hendaknya dapat dilakukan dengan peran serta masyarakat secara aktif dengan membentuk satgas pemantau jentik atau yang dikenal dengan nama Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Jumantik merupakan warga masyarakat setempat dan telah dilatih oleh petugas kesehatan atau puskesmas dalam hal Teknik Pemeriksaan Jentik dan teknik memberikan bimbingan dan penyuluhan yang intensif kepada tiap-tiap keluarga agar mereka tidak membiarkan nyamuk-nyamuk penular DBD  berkembang biak di rumah dan lingkungan mereka. B.   Tujuan Kegiatan 1.   Tujuan Umum Menurunkan populasi nyamuk DBD serta jentiknya dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M plus 2.   Tujuan Khusus a.   Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk  b.   Memotivasi masyarakat dalam memperhatikan tempat  –   tempat yang berpotensi untuk perkembangbiakan nyamuk penular DBD c.   Mengetahui kepadatan jentik nyamuk penular DBD secara berkala dan terus menerus sebagai indikator keberhasilan PSN DBD oleh masyarakat. C.   Mekanisme Kegiatan No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan 1 Pengadaan Leavlet Oktober 2013 2 Pertemuan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor dan Pembentukan Tim GESIT BATIK Kabupaten Situbondo 19 Nopember 2013 3 Pelaksanaan Gerakan Situbondo Bebas Jentik di tiap Kecamatan dipusatkan di SDN Panarukan Situbondo dan diikuti oleh seluruh masyarakat se Kabupaten Situbondo 14 Desember 2013 4 Monitoring dan Evaluasi Januari 2014    D.   Nama dan Lokasi Kegiatan 1.    Nama Kegiatan : Gerakan Situbondo Bebas Jentik (GESIT BATIK) 2.   Tanggal Kegiatan : 14 Desember 2013 3.   Lokasi Kegiatan : SD Panarukan Situbondo E.   Sasaran Kegiatan Gerakan Situbondo Bebas Jentik ini secara simbolis dilaksanakan di SD Panarukan Situbondo kemudian akan diikuti secara bersama dan serentak di seluruh wilayah Kabupaten Situbondo F.   Metode Kegiatan 1.   Abatisasi : kegiatan pemberian bubuk Abate 2.   Gerakan 3 M : Kegiatan menguras, menutup dan mengubur pada tempat  –   tempat yang potensial  bagi perindukan nyamuk Aedes aegpyti 3.   Fogging Massal : Kegiatan pengasapan pada wilayah yang masuk kategori rawan I G.   Pembiayaan Sumber pembiayaan 1.   Anggaran APBD II Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo 2.   Sumber lainnya yang tidak mengikat Demikian kerangka kacuan ini dibuat untuk dapatnya dijadikan pedoman dalam  pelaksanaan kegiatan tersebut. Situbondo, 4 Nopember 2013 Mengetahui, KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO Drs. ABU BAKAR ABDI, Apt, MSi  NIP. 19650525199403 1009