Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Laporan Praktikum (2)

laporang praktikum eksperimen psikologi

   EMBED


Share

Transcript

    LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI EKSPERIMEN Disusun Oleh : Nama : Ismi Zulaehah NIM : 12013113 Assisten : Nana Diana Pramudita FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN  YOGYAKARTA 2013  Daftar Isi Daftar Isi ......................................................................................... i  Asosiasi ............................................................................................ 1 Transfer of Learning ....................................................................... 10 Memory .......................................................................................... 18 i  LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI EKSPERIMEN 1. Nama Eksperimenter : Ismi Zulaehah 2. Nomor Mahasiswa : 12013113 3. Nama Subjek : Vega Nucleoniza dan Meidiya Ende Repa 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Umur : 18 Tahun dan 17 Tahun 6. Pendidikan : 1. Mahasiswa S-1 Psikologi 7. Nama Eksperimen :  ASOSIASI 8. Nomor Eksperimen : 1 9. Tanggal Eksperimen : 03 Desember 2013 10. Waktu : 14.30-16.30 WIB 11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta I. PROBLEM Tanggapan-tanggapan dari pikiran kita terlihat datang dan pergi. Banyak dan sedikitnya tanggapan berhubungan dengan kebiasaan. Stimulus yang berbeda menghasilkan jumlah tanggapan yang berbeda pula. Setiap individu akan memberikan respon yang berbeda ketika dihadapkan pada stimulus yang boleh ditanggapi secara bebas dengan ketika dihadapkan pada stimulus yang dibatasi tanggapannya. II. DASAR TEORI  Association (asosiasi), makna paling umum : hubungan fungsional dan bisa dipelajari antara dua/lebih elemen. Mengidentifikasi apa sajakah elemen-elemen hubungan tersebut (yaitu ide, tindakan, imaji, stimuli-respon, dan memori), dan menspesifikkan mekanisme yang melandasinya merupakan upaya teoretis yang banyak dilakukan para filsuf dan psikolog sejak dulu.  Association  juga diartikan sebagai ikatan atau hubungan yang dipertemukan lewat makna. Di massa keemasan behaviorisme, kebanyakan teori belajar dikembangkan berdasarkan ikatan atau asosiasi antara stimuli (S) dan respon (R), dinotasikan S-R, sejumlah aktivitas penelitian yang tidak bisa dianggap sepele tersebut dimaksudkan untuk memahami hakikat hubungan asosiatif ini. Dan dalam praktiknya, setiap karakterisasi asosiasi 1  diteliti terus dari waktu ke waktu, entah dari sekadar jalan saraf yang sederhana sampai jaringan proporsi yang abstrak. Menariknya, meskipun „pendekatan S - R‟ sudah ditinggalkan, konsep tentang asosiasi atau hubungan di antara elemen-elemen sekarang dihidupkan kembali melalui perspektif yang disebut connectionism . Selain itu, association  juga mengandung arti sebuah pengalaman psikologis tertentu yang dimunculkan oleh sebuah stimulus atau peristiwa; contohnya, Anda diberi kata „seks‟ maka urutan -urutan asosiasi akan muncul dengan sendirinya. Makna ini biasanya dilengkapi oleh sebuah keterangan seperti constrained association  atau free association . Di dalam statistika : derajat perubahan di satu variabel disertai perubahan di variabel lain. Di dalam analisis korelasional contohnya, tidak aneh jika kita membicarakan asosiasi diantara variabel-variabel yang berkorelasi secara statistik.  Akhirnya, perhatikan juga bahwa sejarah penggunaan istilah ini yang begitu lama dan bervariasi telah melahirkan sejumlah besar penggunaan spesifik. Kebanyakan masih terus digunakan dan berperan signifikan di dalam psikologi, yang tentunya selalu disertai keterangan seperti beberapa item berikut ini : 1.  Association arreas (wilayah/area asosiasi) Wilayah-wilayah di otak (persisnya korteks atau kulit otak) tempat „proses -proses mental lebih tinggi‟ seperti berpikir dan bernalar diduga muncul. Secara umum, wilayah korteks yang tidak menunjukkan fungsi motorik dan sensorik dianggap sebagai wilayah asosiasi. Yang paling sering dikutip dan ditemukan prosesnya adalah lobus frontalis dan lobus parietalis.  2.  Association backward (asosiasi mindur) hubungan antara satu item di sebuah daftar dalam tugas pembelajaran-berseri dengan sebuah item atau beberapa item yang mendahuluinya. Asosiasi-asosiasi regresif dianggap lebih lemah ketimbang forward association . Namun demikian, pada keduanya berlaku hal yang sama, semakin jauh asosiasinya, semakin lemah hubungannya. 3.  Association by cogniguity (asosiasi teratur) istilah pemayung utuk sejumlah generalisasi empiris dan teoritis menganai cara-cara asosiasi dibentuk.   2