Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Arab

METODIK KHUSUS PENGAJARAN BAHASA ARAB (Membaca, Ta bir, Berbicara, Menulis, Imla, Nahwu, Insya, dan Khath ) Penulis : DR. H. DEDENG ROSYIDIN, M.Ag. PIMPINAN PUSAT PERSATUAN ISLAM BIDANG TARBIYAH BIDANG

   EMBED

  • Rating

  • Date

    May 2018
  • Size

    1.8MB
  • Views

    5,815
  • Categories


Share

Transcript

METODIK KHUSUS PENGAJARAN BAHASA ARAB (Membaca, Ta bir, Berbicara, Menulis, Imla, Nahwu, Insya, dan Khath ) Penulis : DR. H. DEDENG ROSYIDIN, M.Ag. PIMPINAN PUSAT PERSATUAN ISLAM BIDANG TARBIYAH BIDANG GARAPAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGA 2006 / 2007 KATA PENGANTAR Metodik khusus pengajaran Bahasa Arab, membicarakan tentang cara mengajar bidang studi Bahasa Arab tertentu, dimana prinsip didaktik umum dipergunakan. Metodik khusus perlu karena setiap bidang studi mempunyai cirri khas yang berlainan denga bidang studi lainnya. Tulisan ini memperkenalkan beberapa metodik khusus pengajran Bahasa Arab yang dapat dipergunakan untuk mengajarkan Bahasa Arab di Pesantren. Persatuan Islam Khususnya dan di Madrasah lain umumnya. Disamping itu tulisan ini dipersiapkan untuk membantu dan membekali santri dan siswa/siswi dalam melaksanakan Kependidikan dan Khidmah Jam iyyah. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat diharapkan penulis, akhirnya penulis berharap tulisan sederhana ini bermanfaat, Amien. Penulis, 2006 i DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR. I DAFTAR ISI ii METODE MEENGAJARKAN MEMBACA.1 1. Tujuan Pelajaran Membaca Kaidah Umum Mengajarkan Membaca 4 3. Macammacam Membaca 6 4. Kesalahan Siswa Waktu Membaca Cara Memperbaiki Kesalahan Bacaan Yang Baik 9 7. Buku Bacaan Yang Baik Metode Pengajaran Membaca Menurut Teori Bagian Metode Pengajaran Membaca Menurut Teori Kesatuan Metode Pengajaran Membaca di Perguruan Tinggi.. 16 PENGAJARAN TA BIR Kepentingan Ta bir Tujuan Pelajaran Ta bir Tingkatantingkatan Ta bir.. 22 METODE MENGAJARKAN BERBICARA Tujuan Pelajaran Muhadatsah Halhal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengajaran Muhadatsah. 26 3. Metode Pengajaran Muhadatsah Prinsipprinsip Pengajaran Muhadatsah. 35 METODE MENGAJARKAN MENULIS Prinsip Tulisan Beberapa Kesulitan dalam Menulis Metode Pengajaran Menulis 41 METODE MENGAJARKAN IMLA Pentingnya Imla Tujuan Imla Memilih Katakata yang akan Diimlakan Macammacam Imla Metode Mengajarkan Imla Cara Membetulkan Imla. 49 METODE MENGAJARKAN NAHWU 55 1.Kedudukan Nahwu Dalam Bahasa Arab 55 2.Hubungan Nahwu dengan Pengkajian Islam 57 3.Problematik Pengajaran Nahwu Faktor Pendukung dan Penghambat Pengajaran Nahwu 60 5.Yang harus diperhatikan guru Nahwu 62 6.Teknik Mengajarkan Nahwu 63 7.Prinsipprinsip Pengajaran Nahwu. 70 METODE MENGAJARKAN INSYA 72 1.Tujuan Insya 72 2.Metode Mengajarkan Insya. 73 METODE MENGAJARKAN KHATH Kepentingan Khath Tujuan Pelajaran Khath Tingkattingkat Pelajaran Khath Metode Mengajarkan Khath 77 DAFTAR PUSTAKA 79 METODE MENGAJARKAN MEMBACA 1. Tujuan Pelajaran Membaca Di antara tujuan pelajaran membaca adalah : 1. Siswa mampu membedakan diantara hurufhuruf, serta mengetahui hubungan huruf dengan suara. 2. Mengetahui kalimat yang majmuah dan munfaridah, yaitu kemampuan dalam menyatukan suara dengan lambang yang tertulis serta mengetahui artinya. Contoh : 3. Mengetahui serta memahami arti kata dalam susunan kaliamt. Contoh : 4. Memahami ma na yang dlahir untuk menyusun katakata dan mengembangkannya dalam bentuk jumlah. Contoh : 5. Mengetahui hubungan ideide dalam bacaan. Contoh : 6. Memahami betul pada tandatanda baca. 7. Dapat membaca tujuan yang dimaksud dengan cepat. 8. Dapat membaca dengan tajam, denga tujuan dapat memberi komentar dan kritik. 9. Dapat mengambil kesimpulan disaat membaca diantar alenea yang satu dengan yang lainnya. 10. Mengetahui ide ide penulis dan tujuannya. 11. Dapat membaca dengan cepat serta dapt memahami denga benar. Prof. H. Mahmud Yunus menjelaskan, bahwa tujuan membaca itu adalah : 1. Melatih muridmurid supaya dapat mengucapkan dengan baik dan benar, serta betul makharijul hurufnya serta mengetahui maksudnya. 2. Mengusahakan ketangkasan membaca seperti membaca dengan cepat serta sanggup mendapatkan kehasilan artinya dan dapat mengambil pokokpokok fikiran yang terdapat didalam bacaan tertentu. 3. Menumbuhkan kecenderungan hati muridmurid untuk membaca. 4. Memperkaya bahasa dengan memperkuat pengetahuan muridmurid dalam bahasa, baik berupa kata maupun berupa susunan kalimatkalimat yang indah. 5. Melatih muridmurid supaya pandai mengucapkan dengan perkataan sendiri, tentang arti dan maksudnya. 6. Faham serta mengerti maksud yang dibacanya, dengan pengertian yang benar. 7. Mengisi otak muridmurid dengan pendapatpendapat dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan ulamaulama dan filosoffilosof dahulu dan sekarang. 8. Memperbaiki akhlak muridmurid dan membaca kegiatankegiatan yang berisi pengajaran, nasihat dan pendidikan. 9. Melatih muridmurid supaya suka membahas dan meneliti dalam bukubuku untuk mengeluarkan mutiara yang terkandung di dalamnya. Tujuantujuan itu tidak sama untuk semua tingkatan, bahkan tidak sama untuk tiap tingkatan pengajaran, pada tingkat dasar, dimana orang baru mulai belajar bahasa, yang sangat dipentingkan ialah, mengucapkan dengan baik dan betul makharijul hurufnya, sedang tujuan yang lain sekadar usaha murid. Pada tingkat menengah, meskipun ucapan telah mulai baik, tetapi harus diteruskan latihan membaca dengan baik, yaitu dengan memperhatikan panjang pendeknya, koma dan wakofnya serta melukiskan arti serta maksudnya, bahkan baik diberikan kepada siswa membaca sendiri, serta memimpin meraka ke arah tujuan yang lain, seperti tersebut diatas. Pada tingkat pergurun tinggi, hendaklah mahasiswamahasiswa dipimpin supaya dapat melaksanakan tujuantujuan muthalaah itu seluruhnya. 2. Kaidah Umum Mengajarkan Membaca. 1. Hendaklah guru memilih materi pelajaran membaca pada tingkat pertama, dengan materi Membaca Huruf, yaitu antara lambang huruf dengan bentuk suaranya sesuai dengan susunan kalimat. Contoh : ) 2. Hendaklah dimulai mengajarkan membaca itu dengan hiwar, kemudian pindah pada materi yang berupa bacaan yang pendek. 3. Hendaklah guru melakukan latihanlatihan membaca dengan cara : a. Tajmi : Yaitu membaca dengan melakukan terlebih dahulu, menampilkan hurufhuruf yang terpisahpisah, lalu muridmurid disiruh menyatukannya dalam bentuk jumlah yang sempurna. Contoh : b. Muwa imah /Muwafiqah : Yaitu latihan dengan melakukan latihan penglihatan dan latihan membaca cepat. Ini baik diterangkan pada tingkat pemula. Muwa imah Mufradat. Contoh : Muwa imah Jumal Latihan ini hampir sama dengan latihan yang lalu, hanya bedanya, disini murid dituntut membaca jumlah dengan sempurna. Contoh : 4. Hendaklah dilakukan pada tingkat menengah dan lanjutan memilih materi latihan yang berupa teks pertengahan dan teks yang panjang, yang sesuai dengan kemampuan siswa, dan untuk memenuhi kurikulum. Kemudian disertai dengan pertanyaanpertanyaan pada teks bacaan. Karena itu biasa disajikan berupa pertanyaan seperti berikut : 3. Macammacam Membaca Untuk membaca itu ada empat macam : 1. Membaca Shamitah Membaca shamitah ialah membaca dalam hati, yang merupakan pekerjaan fikiran yang tidak diiringi suara. Membaca jenis ini yang paling banyak dilakukan orang. 2. Membaca jahriyyah Yaitu membaca yang dilakukan oleh guru denga suara nyaring/keras didepan siswa. Hendaklah guru melakukannya denga teliti, dan suara yang jelas. Membaca jahar ini baik dilakukan pada pelajaran yang berupa teksteks, sastra dan latihanlatihan. 3. Membaca Mukatsafah (dipadatkan) Ini merupakan washilah untuk mengajarkan kalimat dan tarkib yang bagus. Materi bacaannya sedikit lebih tinggi dari kemampuan siswa. 4. Membaca Takmiliyyah (Muwassa ah) Membaca ini dapat dilakukan dengan berupa kisah atau riwayatriwayat, yang disempurnakan diluar kelas, akan tetapi guru tetap memantau dan mengarahkan dengan cara menyiapkan sejumlah pertanyaanpertanyaan untuk menjaga salah faham dan kekeliruan. 4. Kesalahankesalahan Siswa Waktu Membaca Acapkali siswasiswa salah membaca, kesalahannya itu macammacam di antaranya : 1. Tidak tepat makharijul hurufnya. Seperti membaca : 2. Tidak tinggi rendah bunyi suaranya, menurut mestinya. 3. Membaca kata demi kata, bukan kalimat demi kalimat. 4. Mengubah huruf dengan huruf yang lain. Seperti : 5. Meninggalkan setengah huruf dari katakata. 5. Cara Memperbaiki Kesalahan Menurut sebagian ahli pendidikan, bahwa memperbaiki kesalahan murid adalah setelah selesai membaca seluruh bacaan, bukan waktu terjadi kesalahan itu supaya jangan terpotong kalimatnya. Menurut sebagian ahli, hendaklah diperbaiki waktu terjadi kesalahan murid, bukan setelah membaca seluruhnya. Pendapat yang terbaik adalah pertengahan diantara keduanya, yaitu diperbaiki setelah selesai satu kalimat sempurna, yaitu berhenti pada waqaf, jadi bukan setelah sempurna satu bacaan dan bukan pula saat terjadi kesalahan itu. Sesudah murid membaca satu kalimat yang didalamnya ada kesalahan, hendaklah disuruh siswa mengulang membacanya, serta diingatkan kesalahannya, supaya dia sendiri yang memperbaiki kesalahannya. Kalau murid yang membacanya tidak dapat memperbaiki kesalahannya, hendaklah murid lain dapat memperbaikinya. Boleh juga guru sendiri membetulkan kesalahan murid yaitu denga membaca kalimat itu denga betul dan disuruh murid memperbaikinya. Pendeknya janganlah guru memperbaiki kesalahan murid menurut satu sistem saja, melainkan dengan bermacammacam sistem. 6. Bacaan Yang Baik Membaca adalah salah satu kesenian, membutuhkan kemahiran, ketangkasan dan latihan. Bacaan yang baik adalah : 1. Baik bacaanya, yaitu mengeluarkan huruf dari makhrajnya. 2. Lancar. Jangan mengulang katakata, dan jangan pula dibatasi antara kata dengan yang lain. 3. Menjaga tinggi rendah suara, menurut tanda tanya, tanda suruh, tanda heran, koma dan sebagainya. 4. Pertengahan antara cepat dan lambat. 5. Memelihara panjang pendek, iqbal, idgham dsb. 6. Menjaga bacaan waqaf atau berhenti. 7. Bagus bacaan serta mengerti maksudnya. 8. Pertengahan mengeluarkan suara, jangan terlampau keras dan jangan pula terlalu lunak. 7. Buku Bacaan Yang Baik Sangat disayangkan, buku bacaan yang baik masih sulit dijumpai di negeri kita. Karena kitab yang baik itu mempunya cirriciri, antara lain : 1. Isinya sesuai denga otak dan kecerdasan murid. 2. Bermacammacam isinya, supaya menarik hati muridmurid untuk membacanya Misalnya, cerita, perkabaran orang mengembara, pergaulan hidup, pemandangan alam, sejarah, ekonomi, tumbuhtumbuhan, binatang, dan lainlain. 3. Ibarat pada kitab itu dengan kalimat yang halus dan indah, serta memakai beberapa katakata yang sulit, menurut pakar pendidikan jangan lebih dari tiga katakata dalam satu kalimat. 4. Hendaklah buku bacaan itu memakai gambar yang bagus, untuk menarik hati muridmurid dan menolong pemahaman terhadap pelajaranpelajaran, serta menanam perasaan kesenian. 5. Hendaklah buku bacaan itu dua, tiga macam, jangan dicukupkan satu macam saja yang diteruskan pelajarannya dari awal tahun sampai akhir tahun. Untuk memudahkan hal itu, hendaklah dipergunakan sistem bertukar buku di antara satu kelas yang lain yang setingkat. 6. Hendaklah catatan kitab itu bagus dan bersih. 7. Hendaklah kitab itu berisi sya ir yang indah, sesuai dengan kecerdasan muridmurid. 8. Metode Mengajarkan Membaca Menurut Teori Bagianbagian Cara mengajarkan membaca pada tingkat pemula, dapat dilakukan denga cara sebagai berikut : 1. Guru menuliskan tanggal hijriyyah dan miladi di papan tulis. 2. Guru memulai dengan pendahuluan yang sesuai denga acara pelajaran, lalu dituliskan judulnya di papan tulis. 3. Guru memperhatikan alat peraga yang menarik, lalu bertanya jawab dengan murid tentang isi bacaan yang akan dibaca oleh muridmurid. Sambil mempergunakan alatalat peraga. Dalam tanya jawab ini guru memakai katakata dan kalimatkalimat yan sukar dalam bacaan itu, lalau ditanyakan artinya kepada muridmurid. Kalau mereka tak dapat menjawab, baru guru sendiri menerangkan. 4. Guru menyuruh muridmurid mengeluarkan buku bacaan, dan meletakannya di atas meja denga teratur, lalu menyuruh membuka halaman yang akan dibaca. 5. Guru membaca materi bacaan seluruhnya denga terang dan perlahanlahan. 6. Kemudian membaca satu bagian dari bacaan itu, apabila berjumpa katakata yang sulit, hendaklah diterangkan artinya, atau kalimat yang sukar hendaklah diterangkan maksudnya bersamasama dengan muridmurid, lalu dituliskan di papan tulis. 7. Guru memegang buku bacaan denga tangan kiri, tetapi jangan tertutup mukanya oleh buku itu, lalu berdiri di tempat yang baik, sehingga ia dapat melihat semua murid. Kemudian guru membaca sebagai contoh bagi muridmurid. 8. Guru menyuruh murid yang terpandai untuk membaca bagian yang pertama, kemudian murid yang lain berganti seorang demi seorang. Kalau ucapan mereka kurang baik, hendaklah guru menyuruh mengulang membaca untuk jadi contoh. Kalau ada katakata yang sulit mengucapkannya, hendaklah guru mengucapkannya beberapa kali, dan disuruh muridmurid mengikutinya bersamasama, sehingga sampai baik ucapan mereka, kalau bacaan murid waktu membaca, hendaklah ditunggu sampai sempurna bacaanya, kemudian disuruh murid yang lain membetulkan, barulah guru sendiri membetulkanya. 9. Setelah pandai muridmurid membaca dengan pertama dengan baik, hendaklah disuruh muridmurid menerangkan arti dan maksudnya. 10. Kemudian guru berpindah pada bagian kedua, menurut sistem bagian yang pertama itu, dan begitulah seterusnya sampai akhir. 11. Setelah selesai menyuruh membaca bagian demi bagian, guru menyuruh muridmurid membaca semua bagian dari awal sampai akhirnya, sekali dua kali menurut waktu yang disediakan untuk membaca itu, kemudian guru menyuruh muridmurid menerangkan arti dan maksudnya dari bacaan itu seluruhnya, serta ibrah yang dapat diambil dari padanya, lalu diperhubungkan dengan kehidupan seharihari mereka di masyarakat. Muridmurid yang lemah, guru harus menolongnya, supaya mengikuti murid yang kuat. 9. Metode Mengajarkan Membaca Menurut Teori Kesatuan 1. Pendahuluan Dapat dilakukan dengan memperlihatkan gambar atau contoh barang, sebagai alat peraga atau bersoal jawab dengan muridmurid, sehingga sampai kearah pelajaran. Tujuannya ialah memasukan gambaran acara kedalam otak muridmurid dan membangkitkan pikiran mereka dan keinginannya untuk mempelajari materi/acara itu. 2. Menyuruh muridmurid mengeluarkan buku bacaan dan pinsil. Di saat itu guru menuliskan di papan tulis, tanggal hijriyyah dan miladi, mata pelajaran dan materi. 3. Membaca dalam hati Guru menyuruh muridmurid membaca materi pelajaran dalam hati, dan menunjuki mereka bagaimana caranya membaca itu, yaitu membaca dengan menggunakan mata saja tanpa berbisik atau menggerakan bibir. Begitu juga mereka disuruh menggaris dengan pinsil dibawah katakata yang sulit. Mereka membaca itu hendaklah mengerti dan faham apaapa yang dibacanya itu, supaya mereka sanggup menjawab pertanyaanpertanyaan yang akan dihadapkan pada mereka. Berapa lamanya membaca dalam hati itu? Hal itu menurut keadaan muridmurid dan panjang pendeknya serta sulit atau mudahnya bacaan yang dibaca itu. Pendeknya lama membaca dalam hati itu, sekedar sanggup muridmuri melewatkan matanya kepada bacaan itu dari awal sampai akhir. 5. Bersoal jawab dengan muridmurid tentang pengertian umum, setelah selesai membaca dalam hati, guru memajukan pertanyaanpertanyaan kepada muridmurid tentang isi dan maksud yang dibacanya secara umum, tujuannya ialah untuk menguji muridmurid, apakah mereka mengerti isi bacaan itu dengan tenaganya sendiri tanpa guru atau tidak. Hal ini menarik mereka, supaya mereka membaca itu harus dengan mengerti. Bersoal jawab itu hanya tentang inti sari pelajaran dan unsurunsur yang penting saja, jangan memakai waktu yang panjang. 6. Menerangkan arti katakata Cara menerangkan arti katakata itu bermacammacam, misalnya dengan gambar, foto, contoh gambar dan sebagainya. Selain dari pada itu ialah, dengan menyusun katakata dalam kalimat yang dapat menolong untuk menerangkan arti kata itu. Misalnya guru menyebutkan satu kalimat, lalu ditanya kepada muridmurid apa arti katakata itu dalam kalimat ini, kalau mungkin kalimat itu diambil dari materi bacaan itu, kemudian guru menuliskan katakata itu serta artinya di papan tulis dengan didiktekan oleh seorang murid, kemudian disuruh murid yang lain membacanya. Setelah itu guru menanyakan muridmurid kalau masih ada lagi bagi mereka katakata yang sulit selain dari katakata yang tertulis di papan tulis, lalu guru menerangkannya menurut sistem yang tersebut di atas. 7. Membaca dengan suara a. Guru membaca materi bacaan seluruhnya sebagai contoh bagi muridmurid, dan mereka seluruhnya mendengarkan baikbaik, supaya mereka dapat menirunya. b. Guru membagi materi bacaan diatas kepada beberapa bagian, dan disuruh seorang murid membaca bagian yang pertama dan murid yang lain membaca bagian yang kedua dan murid yang lain membaca bagian yang ketiga, dan begitulah seterusnya hingga habis materi bacaan seluruhnya. c. Kalau ada kesalahan murid waktu membaca, suruhlah murid yang lain membetulkannya, kalau tidak mungkin baru guru sendiri membetulkannya. Membetulkan pelajaran itu hendaklah sesudah sempurna satu kalimat, bukan dipotong ditengahtengah bacaan, dan bukan pula setelah selesai satu bacaan. 8. Bersoal jawab Setelah selesai muridmurid membaca semua materi bacaan itu, ajukanlah pertanyaanpertanyaan kepada mereka, tentang isi bacaan itu seluruhnya, supaya mengetahui, apakah muridmurid seluruhnya telah mengerti dan faham terhadap semua isi bacaan atau belum. Kalau belum haruslah guru menerangkan sekali lagi. 9. Kesimpulan Guru menyuruh muridmurid menerangkan kesimpulan materi bacaan itu dengan lisan, masingmasing murid menerangkan kesimpulan serta bagianbagiannya, sehingga habis seluruhnya. Bisa juga dengan memajukan pertanyaan kepada mereka pada tiaptiap bagian sebagai ganti. 10. Dramatisasi Kalau mungkin materi bacaan itu dilakukan dengan soal jawab yang dilakukan berupa sandiwara yang dilakonkan oleh beberapa orang murid, yaitu diakhir jam pelajaran. 10. Cara mengajar Qira ah menurut Isma il Shini. 1. Langkahlangkah yang dapat dilakukan guru dalam mengajarkan Qira ah ialah : Yaitu diawali mendengarkan teks dengan buku tertutup, atau mendengarkan kaset berulangulang. 2. Mendengarkan bacaan teks dengan buku terbuka, murid mengikuti bacaan guru dengan mata mereka terhadap teks yang dibaca guru. 3. Guru bertanya dengan buku ditutup, Guru minta murid secara perorangan menjawab pertanyaan, jika benar menjawab jika salah 4. Guru membaca teks kalimat perkalimat dengan buku terbuka, murid mengikuti bacaan guru 5. Guru membaca teks dari papan tulis / buku, murid disuruh mengikuti secara bersamasama. 6. Guru menyuruh murid secara perorangan membaca teks, guru memperhatikan bacaan murid. 10. Metode Mengajarkan Membaca pada Perguruan Tinggi Metode mengajarkan membaca pada perguruan tinggi, seperti mengajarkan membaca pada tingkat lanjutan, hanya bedanya dalam beberapa hal : 1. Memperpanjang waktu membaca dalam hati. 2. Memperluas pertanyaanpertanyaan umum sesudah mambaca dalam hati. 3. Menerangkan pengetahuanpengetahuan yang terkandung dalam materi bacaan secara ringkas, yaitu ketika bertanya jawab diakhir pelajaran. 4. Mentiadakan tingkat kesimpulan dengan mensandiwarakan. 5. Membagi materi bacaan pada beberapa bagian kalau materi itu sangat penting. Tiaptiap bagian itu, setelah dibaca diadakan tanya jawab. 6. Tiaptiap bagian itu cukup dibaca satu kali, kemudian diadakan soal jawab, kecuali kalau dalam materi bacaan itu ada perkataan mutiara, sastra tinggi, kata hikmat, peribahasa, maka baik dibaca beberapa kali, sehingga mahasiswa mamahaminya secara mendalam. 7. Menerangkan perbedaan antara katakata yang serupa atau hampir serupa dengan bunyinya atau tulisannya, tetapi berlainan artinya, seperti perbedaan antara : kata artinya; khuthbah, dengan kata artinya; melamar istri 8. Melatih mahasiswa mengeritik yang dibacanya, baik pikirannya atau susunan kelimatnya CONTOH MENGAJARKAN MEMBACA ( MUTHALA AH ) Tanggal Waktu : : 40 menit Materi : ( Indonesia tanah airku ) Kelas Alat peraga Tujuan : Tsanawiyyah ( pemula) : Peta Indonesia : Melatih muridmurid supaya lancar membaca dan cinta tanah air. PENDAHULUAN Guru meletakan peta Indonesia dimuka kelas, serta sebuah papan tulis yang bersih, lalu bertanya kepada murid : Kalau muridmurid tidak dapat menjawab, hendaklah guru menerangkan artinya, setela