Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Oleh: I Ketut Lasia, S.pd., M.pd. Nidn: Dr. I Made Gunamantha, S.t., M.mt. Nidn: I Ketut Budiada, S.t.

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL PROGRAM PELATIHAN TEKNIK PENGGUNAAN BAHAN KIMIA UNTUK MAHASISWA TINGKAT AWAL JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FMIPA UNDIKSHA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESELAMATAN

   EMBED

  • Rating

  • Date

    May 2018
  • Size

    226.9KB
  • Views

    2,894
  • Categories


Share

Transcript

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL PROGRAM PELATIHAN TEKNIK PENGGUNAAN BAHAN KIMIA UNTUK MAHASISWA TINGKAT AWAL JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FMIPA UNDIKSHA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM (SAFETY LABORATORY WORKER) Oleh I KETUT LASIA, S.Pd., M.Pd. NIDN Dr. I MADE GUNAMANTHA, S.T., M.MT. NIDN I KETUT BUDIADA, S.T. NIDN Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor /2013 revisi tanggal 01 Mei 2013 LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2013 i HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Pelatihan teknik penggunaan bahan kimia untuk mahasiswa tingkat awal Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Undiksha sebagai upaya meningkatkan keselamatan kerja di laboratorium (safety laboratory worker) 2. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIDN d. Disiplin ilmu e. Pangkat/Golongan f. Jabatan g. Fakultas/Jurusan h. Alamat i. Telp/Faks/ j. Alamat rumah k. Telp/Faks/ 3. Jumlah anggota pelaksana 3 orang 4. Lokasi kegiatan a. Nama Desa b. Kecamatan c. Kabupaten/Kota d. Propinsi I Ketut Lasia, S.Pd., M.Pd. Laki Pendidikan Dasar Konsentrasi IPA Penata/IIIc - FMIPA/Lab Kimia Jurdik Kimia Jalan Udayana Singaraja Bali 25072/25335/- Srikandi Gang Mawar/Mawar II Kelurahan Banjar Tegal Buleleng Bulelelng Bali 5. Jumlah biaya kegiatan Rp ,- 6. Lama kegiatan 8 bulan Mengetahui Dekan Fakultas MIPA, Singaraja, 6 September 2013 Ketua Pelaksana, Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. NIDN I Ketut Lasia, S.Pd., M.Pd. NIDN Mengetahui Ketua LPM Undiksha Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIP ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Hyang Widhi Wasa karena berkat rakhmatnya, kegiatan p2m dan laporan ini terselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. P2M yang berjudul Pelatihan teknik penggunaan bahan kimia untuk mahasiswa tingkat awal Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Undiksha sebagai upaya meningkatkan keselamatan kerja di laboratorium (safety laboratory worker) merupakan upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkaitan dengan praktikum kimia sehingga tercipta sumber daya yang terampil dalam menggunakan bahan kimia. Pelaksanaan kegiatan P2M ini sangat banyak dibantu oleh beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, ijinkan kami menyampaikan terimakasih kepada. a. Ketua LPM Undiksha yang telah mendanai kegiatan ini b. Ketua HMJ Pendidikan Kimia yang membantu dalam mengorganisir mahasiswa untuk ikut kegiatan ini c. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya yang telah menyukseskan kegiatan ini Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi oleh semua pihak tentang pengelolaan bahan kimia yang aman bagi kesehatan praktikan. Saran dan kritik juga kami sangat harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Singaraja, 6 Nopember 2013 Tim Pelaksana iii DAFTAR ISI Halaman Muka i Pengesahan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Daftar Tabel v Daftar Gambar vi BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan 5 BAB II Metode Pelaksanaan 6 BAB III Hasil dan Pembahasan Hasil Kegiatan P2M Pembahasan 10 BAB IV Penutup Simpulan Saran 12 Daftar Pustaka 13 Lampiran 14 1.Foto-foto kegiatan Peta lokasi kgiatan Lembar monitoring Daftar hadir peserta 18 iv DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Keterkaitan tujuan, metode, dan bentuk kegiatan 6 v DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN Laboratorium adalah suatu tempat mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan terjadi karena kelalaian atau kecerobohan dalam bekerja. Kecelakaan tidak hanya dapat terjadi terhadap praktikan saja, tetapi dapat berimbas bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan (Muhtaridi, 2011). Sumber kecelakaan terbesar bekerja di laboratorium kimia berasal dari bahan-bahan kimia. Pemahaman jenis, sifat, dan cara menanggulangi bahan kimia sangat diperlukan oleh praktikan di laboratorium (Muhtaridi, 2011). Kekurangpahaman tentang bahan kimia berpotensi merusak kesehatan praktikan dan lingkungan di sekitar laboratorium (Lisa Moran dan Tina Masciangioli, 2010). Kecelakaan akibat bahan-bahan kimia dapat terjadi jika bahan-bahan masuk ke dalam tubuh praktikan melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dapat berakibat sebagai a) asphyxiant bahan kimia yang menyebabkan kehilangan kesadaran karena kekurangan oksigen dalam darah, misalnya nitrogen, hidrogen, dan karbon monoksida. b) Irritant bahan kimia yang melukai jaringan sistem pernafasan dan paruparu, misalnya hidrogen khlorida yang merupakan bahan korosif. Bahan kimia yang bersifat toksik dapat merusak jaringan di lokasi kontaknya (efek lokal) atau berpengaruh negatif dengan jalan lain, dan mengakibatkan efek sistemis. Sebagai contoh, bila merkuri terserap oleh kulit maka akan dapat merusak ginjal atau pusat sistem syaraf (Enri Damanhuri, 2008). Pengaruh racun bahan kimia dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu yang dibutuhkan terjadinya penyakit atau gangguan, yaitu a) bersifat akut kerusakan yang terjadi biasanya akibat sejenis bahan dengan pemaparan singkat, 1 seperti terhisapnya gas HCl beberapa detik yang akan menyebabkan kerusakan langsung pada paru-paru; bisa saja keterpaparan ini terjadi secara berulang-ulang sampai menimbulkan kerusakan. b) bersifat kronis suatu pengaruh atau keadaan sakit yang muncul sedikit demi sedikit dalam waktu yang agak lama setelah pemaparan pertama, misalnya timbulnya kanker liver angiosarcoma yang muncul beberapa tahun setelah menghirup vinyl khlorida. c) bersifat laten suatu pengaruh atau keadaan sakit yang baru berkembang setelah masa inkubasi terlampaui, misalnya benzene akan mengakibatkan aplastic anemia setelah sekitar 10 tahun sejak pertama kali terjadinya pemaparan (Enri Damanhuri, 2008). Dampak negatif bahan kimia sangat tidak diharapkan terjadi terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, walupun bahan kimia sangat sering digunakan oleh mahasiswa. Bahan kimia digunakan dalam kuliah praktikum, micro teaching, ppl real, PKM, dan penelitian. Penggunaan bahan kimia di laboratorium dapat berwujud cair, padat, dan gas, mulai dari yang sangat beracun sampai tidak beracun. Berdasarkan hasil pendampingan terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia selama 11 tahun, keterampilan mahasiswa dalam menggunakan bahan kimia masih perlu ditingkatkatkan. Kekurangtrampilan mahasiswa tersebut antara lain mereaksikan HCl pekat tidak diruang asam, menempatkan bahan kimia konsentrasi tinggi yang mudah menguap (HCl, HNO 3, H 2 SO 4, Amonia) tidak ditempat tertutup, membuat air brom seharusnya mengambil pelarut dulu baru ditambahkan gas brom dalam tempat tertutup, yang dilakukan mengambil brom ditempatkan dalam tempat tertutup kemudian baru ditambahkan pelarut. Dampaknya adalah HCl, HNO 3, H 2 SO 4, Amonia, dan brom menyebar di ruang laboratorium dan memabukkan praktikan. Mahasiswa belum memahami bahwa semua bahan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan mereka. Kekurangterampilan mahasiswa ketika menggunakan bahan kimia sangat kelihatan ketika mahasiswa kimia masih duduk disemester tingkat awal (semester I dan II). Mahasiswa kimia yang duduk di semester tingkat awal mengatakan ketika masih SMA sangat jarang bahkan tidak pernah praktikum kimia. Pembinaan keterampilan penggunaan bahan dan sifat-sifatnya dalam kuliah hanya secara 2 global dan kurang mendetail. Dengan demikian, sangat diperlukan pelatihan ketrampilan tentang penggunaan bahan kimia dalam praktikum sehingga kecelakaan di laboratorium dapat diminimalkan. Pelatihan keterampilan penggunaan bahan kimia sangat bermanfaat juga untuk melatih psikomotorik mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan Pelatihan Teknik Penggunaan Bahan Kimia Untuk Mahasiswa Tingkat Awal Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNDIKSHA Sebagai Upaya Meningkatkan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Safety Laboratory Worker). Pelatihan ini penting didasari beberapa faktor dapat meningkatkan keterampilan penggunaan bahan kimia, menambah pengetahuan sifat dan karakter bahan kimia yang memiliki potensi dapat menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya kecelakaan, dan dapat meningkatkan budaya keselamatan dan keamanan, serta menghasilkan laboratorium yang aman dan sehat bagi lingkungan tempat mengajar, belajar, dan bekerja. 1.1 Analisis Situasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia semester I tahun 2012 berjumlah 74 orang. Mahasiswa tersebut dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas A, B, dan C. Kelas A merupakan kelas rintasan kelas bertaraf internasional (RKBI), sedangkan kelas B dan C merupakan kelas reguler. Kelas RKBI dan reguler disaring melalui jalur undangan dan SNMPTN. Ke 74 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, 84% dari SMA negeri, 12 % dari SMA swasta, dan 4 % dari MAN. Ketua HMJ Pendidikan Kimia Visvitalis mengatakan bahwa rata-rata volume praktikum kimia mahasiswa semester I tahun 2012 sangat jarang ketika duduk di SMA. Informasi tersebut diperoleh ketika mahasiswa semester I diajak ke laboratorium dan disuruh mengidentifikasi jenis bahan kimia, sifat, dampaknya terhadap kesehatan. Mahasiswa semester I juga mengatakan, apabila praktikum kimia, berkelompok praktikum terdiri dari 5-6 orang dan waktu yang disediakan sangat sedikit, sehingga tidak semua anggota kelompok sempat mencoba materi yang dipraktikumkan. Guru-guru di SMA lebih banyak mendemokan materi yang dipraktikumkan dengan alasan waktu sedikit, bahan kimia mahal, dan berbahaya bagi kesehatan. Guru juga jarang melatih teknik mengambil bahan kimia yang 3 aman bagi kesehatan dan kurang menjelaskan makna gambar dalam kemasan botol reagen. Mereka baru dilatih praktikum kimia ketika menjelang ujian akhir Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi di atas diidentifikasi permasalahan mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia tingkat awal sebagai berikut a. Tidak semua sempat mencoba mengambil bahan kimia yang dipakai dalam percobaan b. Tidak memahami makna label dalam botol reagen c. Tidak terampil menggunakan bahan kimia d. Tidak mengetahui dampak bahan kimia yang dipakai terhadap kesehatan e. Tidak mengetahui cara pertolongan pertama terkena bahan kimia Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perumusan masalah dalam pengabdian masyarakat ini adalah a. Upaya apa yang dapat dilakukan agar mahasiswa dapat memaknai label pada botol reagen bahan kimia? b. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan penggunaan bahan kimia terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia ditingkat awal? c. Bagaimana meningkatkan keterampilan mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia tingkat awal agar menggunakan bahan kimia sesuai ketentuan yang berlaku? d. Bagaimana meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia tingkat awal terhadap pertolongan pertama pada kecelakaana apabila terkontaminasi bahan kimia? 1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini agar mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia ditingkat awal dapat a. Memahami label pada botol reagent b. Meningkatkan keterampilan penggunaan bahan kimia c. Memahami dampak penggunaan bahan kimia secara sembrono terhadap kesehatan 4 d. Mengetahui tindakan pertama yang harus dilakukan apabila terkontaminasi bahan kimia 1.4 Manfaat Kegiatan Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan dapat bermanfaat a. Mahasiswa Memiliki pengetahuan makna label dalam botol reagen Memiliki keterampilan tentang cara menggunakan bahan kimia Memiliki pengetahuan dampak negative bahan kimia terhadap kesehatan Memiliki pengetahuan dan ketarampilan tentang tindakan pertama yang harus dilakukan jika terkontaminasi bahan kimia Keselamatan kerja dilaboratorium lebih terjaga b. Jurusan Pendidikan Kimia Lulusan Jurusan Pendidikan Kimia semakin memiliki kompetensi dibidang laboratorium Mengubah citra bahan kimia yang menakutkan menjadi mengasikkan Membangun citra laboratorium kimia yang safety bagi praktikan c. Pemerintah Dapat meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia khususnya bidang kimia Dapat meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat tentang cara menggunakan bahan kimia secara aman 5 BAB II METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah di atas adalah metode praktek dan diskusi. Gabungan dari kedua metode tersebut diharapkan meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa teknik penggunaan bahan kimia. Dengan demikian resiko kecelakaan di laboratorium dapat dikurangi dan keterampilan laboratorium dapat ditanamkan sejak awal, serta dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia dan keselamatan kerja bagi mahasiwa dan lingkungan. Keterkaitan tujuan, metode, dan bentuk kegiatan, disajikan dalam Tabel 3.1. Tabel 2.1 Keterkaitan tujuan, metode dan bentuk kegiatan a. Diskusi Metode diskusi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman para peserta. Materi yang diberikan pada diskusi adalah tentang makna label pada botol reagen, cara mengambil dan mereaksikan bahan kimia yang benar, dampak jika tubuh terkontaminasi bahan kimia dan cara penanggulangan. 6 b. Praktek Praktek diberikan untuk memantapkan pengetahuan peserta setelah diskusi belangsung. Materi praktek meliputi cara mengenal label pada botol reagen, cara mengambil dan mereaksikan bahan kimia, dan cara memberi pertolongan pertama jika terkontaminasi bahan kimia. 7 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kegiatan P2M Pemahaman mahasiswa terhadap makna label pada botol reagen Pemahaman mahasiswa terhadap makna label pada botol reagen, tidak terlepas dari intensitas mahasiswa tingkat awal dalam melakukan praktikum. Berdasarkan pre tes yang diberikan ternyata hanya 1-3 kali, mahasiswa menyatakan pernah praktikum kimia ketika masih di SMA. Pemahaman mereka terhadap makna label yang tertera dalam botol reagen berdasarkan hasil pre tes 60% tahu konsentrasi yang tertera, 25% tahu makna gambar dalam botol, 5% menyatakan tahu cara menangani apabila terjadi kecelakaan. Peningkatan pemahaman mahasiswa tingkat awal terhadap makna label pada botol reagen terjadi setelah diberi pelatihan tentang cara mengenali dan memaknai, dan cara menanggulangi bahaya yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil pos tes yang disebarkan diperoleh 85% mengetahui makna konsentrasi, 75% mengetahui makna gambar, dan 80% mengetahui cara menanggulangi kecelakaan terhadap pemakaian bahan yang digunakan Pemahaman mahasiswa terhadap dampak penggunaan bahan kimia terhadap kesehatan Pemahaman mahasiswa terhadap dampak penggunaan bahan kimia terhadap kesehatan 90% masih sangat umum. Mereka hanya mengetahui bahwa bahan kimia semua berbahaya bagi kesehatan. Padahal terdapat bahan kimia praktikum yang tidak berbahaya, seperti NaCl, MgCl 2, NaHCO 3, sukrosa, glukosa, dan karbohidrat lainnya. Keterkaitan antara konsentrasi dan dampaknya terhadap kesehatan, mahasiswa menyatakan 80% belum mengetahui. Setelah diberi pelatihan, pemahaman mahasiswa terhadap dampak penggunaan bahan kimia terhadap kesehatan semakin mengkhusus. Seperti dampak iodium, bromide sebagai oksidator kuat yang sangat berbahaya jika terhirup dapat menyebabkan sesak nafas dan keracunan pada tubuh, asam klorida dapat menyebabkan iritasi, dan sebagainya. Berdasarkan hasil pos tes 80% telah mengetahui secara khusus dampak bahan yang digunakan terhadap kesehatan, dan 8 75% telah mengetahui bahwa konsentrasi yang tertera dalam botol berbanding lurus terhadap dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia. Pemahaman mahasiswa tentang cara pertolongan pertama terhadap kecelakaan penggunaan bahan kimia, 100% belum mengetahui, dan 5% minum susu setelah praktikum. Pengetahuan mereka menjadi meningkat 60% setelah diberi pelatihan tentang cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan, seperti melaporkan secepat mungkin apabila terkontaminasi bahan tertentu kepada dosen atau laboran, mencuci bagian tubuh dengan air mengalir apabila terkontaminasi bahan, dan yang lainnya. Untuk mengindari akumulasi keracunan dalam tubuh, 70% menyatakan minum susu setelah praktikum Praktik penggunaan bahan kimia Praktik penggunaan bahan kimia merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh mahasiswa. Keterampilan penggunaan bahan kimia, sangat berkaitan dengan pengetahuan dan jumlah praktikum yang dilakukan. Berdasarkan uji keterampilan awal, 95% mahasiswa belum terampil menggunakan bahan kimia yang aman bagi kesehatan mereka. Seperti cara memipet, tempat bekerja apabila menggunakan asam pekat, pengambilan bahan berbahaya, seperti I 2 dan Br 2 wadah sudah harus siap dan yakin tidak terjadi kebocoran dan sebagainya. Keterampilan cara membuat larutan yang aman, cara mereaksikan,dan tempat yang sesuai agar aman bagi kesehatan dilatihkan. Keterampilan mahasiswa terjadi peningkatan menjadi 40%. Aplikasi keterampilan tersebut terus dipantau ketika melakukan praktikum. Para peserta memang terus diingatkan ketika mereka melakukan kegiatan praktik agar terbiasa bekerja secara aman dan nyaman dalam penggunaan bahan kimia Praktik pertolongan pertama pada kecelakaan apabila terkontaminasi bahan kimia Pertolongan pertama pada kecelakaan akibat terkontaminasi bahan kimia di laboratorium sangat diperlukan. Keterampilan ini diperlukan untuk melatih kereflekan praktikan apabila terkontaminasi bahan kimia. Pemahaman mahasiswa tentang tindakan awal yang harus dilakukan apabila terkontaminasi bahan kimia 10% menyatakan mencuci bagian tubuh dengan air mengalir. Mereka belum 9 mengetahui tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan lebih lanjut. Sabagai contoh apabila terkontaminasi asam sulfat pekat pada bagian tangan, selain mencuci dengan air mengalir, tindakan apa yang dapat dilakukan? Mahasiswa tidak dapat menjawab. Untuk itu dilatihkan cara memberi pertolongan apabila terkontaminasi asam dengan mencuci tangan pada air mengalir dan dicuci dengan sabun atau larutan soda kue untuk menetralkan bagian yang terkontaminasi. Apabila terkena basa maka yang harus dilakukan selain mencuci dengan air mengalir, adalah mencuci dengan asam cuka encer atau asam oksalat encer. Apabila terlalu parah, maka dianjurkan pergi ke dokter. Praktik pertolongan pertama pada kecelakaan telah melatih keterampilan mahasiswa apabila terkena bahan kimia. Implementasi keterampilan tersebut dalam praktikum kimia dasar dan dasar-dasar pemisahan tidak terlaksana, karena dalam kegiatan praktikum tersebut tidak terjadi kecelakaan akibat kontaminasi dengan bahan kimia. 3.2 Pembahasan Pemahaman dan keterampilan mahasiswa semester awal dalam menggunakan bahan-bahan kimia sangatlah variatif. Pemahaman dan ketrampilan tersebut harus terus ditingkatkan untuk mengindari adanya kecelakaan di laboratorium kimia. Beberapa pemahaman tentang penggunaan bahan kimia yang harus ditingkatkan adalah tentang cara mengencerkan larutan asam (asam sulfat, asam klorida, asam nitrat). Hal ini penting, karena hampir setiap praktikum, mahasiswa menggunakan bahan-bahan tersebut. Disamping cara mengencerkan asam pekat, mahasiswa harus dilatih untuk mencari sifat-sifat bahan yang akan digunakan untuk praktikum, terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan cara menanganinya. Pengetahuan terhadap sifatsifat bahan yang digunakan sangat bermanfaat untuk menghindari kecelakaan akibat penggunaan bahan kimia. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah pembuatan larutan brom dengan menggunakan pelarut CHCl 3 atau CCl 4 dan penggunaan I 2. Larutan brom yang digunakan mahasiswa sering tidak ditutup dengan rapat sehingga brom tersebut menguap. Indikasi tersebut dari terciummnya bau dan asap yang ditimbulkan dalam ruang laborattorium. Ketidaktahuan tersebut berakibat fatal terhadap kesehatan praktikan, karena brom 10 merupakan oksidator kuat yang dapat meracuni tubuh. Kejadian tersebut juga terjadi dal