Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Oleh. Mayang Meilantina, Sp. Mp. Msc 1 Dr. Yuprin A. D., Sp. Mp 2 Bahing, Spd., Mpd 3 Hindris Jawananda, Sp 4

RINGKASAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Program Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Program Pemberdayaan Masyarakat Yayasan Tambuhak Sinta di Kelurahan Tangkiling) Oleh.

   EMBED

  • Rating

  • Date

    May 2018
  • Size

    740.4KB
  • Views

    8,375
  • Categories


Share

Transcript

RINGKASAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Program Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Program Pemberdayaan Masyarakat Yayasan Tambuhak Sinta di Kelurahan Tangkiling) Oleh. Mayang Meilantina, SP. MP. MSc 1 Dr. Yuprin A. D., SP. MP 2 Bahing, SPd., MPd 3 Hindris Jawananda, SP 4 Penelitian ini mempunyai 4 (empat) tujuan, yaitu: 1). Mengetahui kegiatankegiatan pemberdayaan masyarakat; 2). Mengetahui masalah dan solusi; 3) Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat, dan 4). Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling pada tahun 2011 sampai Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan sampel sebanyak orang yang dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) yaitu anggota kelompok binaan YTS. Pengumpulan data primer melalui daftar pertanyaan (questioner), wawancara mendalam (indepth interview) dan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion, FGD). Tujuan pertama dan kedua dibahas secara deskriptif, tujuan ketiga dengan Skala Likert, dan tujuan keempat dengan analisis regresi linier berganda. Kegiatan pemberdayaan masyarakat Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) disusun melalui proses perencanaan partisipatif sesuai kebutuhan masyarakat setempat meliputi kegiatan pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB), pelatihan manajemen organisasi, peningkatan kapasitas, dan pendampingan budidaya ikan lele. Masalah eksternal yang dihadapi adalah tingkat kesadaran, partisipasi dan peran aktif dari masyarakat masih kurang. Secara internal, YTS masih kekurangan staf/tenaga pendamping, dan dana operasional (materil, bahan dan alat) untuk mendampingi KUB. Solusi yang dilakukan adalah koordinasi berlanjut dengan masyarakat, instansi pemerintah dan swasta. Tingkat Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan evaluasi tergolong sedang. Hasil analisis diperoleh model persamaan Regresi Linier Berganda,berikut: Y = 85,969+ 0,025 X 1 + 0,149 X 2 + 0,123 X ,480 X ,122 X ,296 X 6 + 8,897 X 7 + e Ada empat variabel yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95% yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat, yaitu Usia (X 2 ), Penerimaan (X 4 ), Status Sosial (X 6 ), dan Motivasi Ikut Kegiatan (X 7 ). Dengan asumsi variabel lain bernilai tetap (ceteris paribus), maka setiap mengalami peningkatan usia sebanyak 1 tahun, maka nilai tingkat partisipasi akan naik sebesar 0,149; Setiap peningkatan penerimaan sebesar Rp.1, maka tingkat partisipasinya akan menurun sebesar 4,480; Setiap peningkatan suatu status sosial, maka akan meningkatkan nilai tingkat partisipasi sebesar 12,296; dan setiap peningkatan 1 motivasi ikut kegiatan, maka akan meningkatkan nilai tingkat partisipasi sebesar 8, Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP), Fakultas Pertanian, UPR 2 Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP), Fakultas Pertanian, UPR 3 Dosen Prodi Bahasa Inggris, Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP, UPR 4 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP), Fakultas Pertanian, UPR 0 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Program Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Program Pemberdayaan Masyarakat Yayasan Tambuhak Sinta di Kelurahan Tangkiling) Oleh. Mayang Meilantina, SP. MP. MSc 5 Dr. Yuprin A. D., SP. MP 6 Bahing, SPd., MPd 7 Hindris Jawananda, SP 8 1. Pendahuluan Program pembangunan yang berorientasi pada pembangunan manusia dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung dari masyarakat penerima program. Hal ini diperoleh dengan adanya partisipasi dari masyarakat penerima program, sehingga keberhasilan pembangunan akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat itu sendiri (Mediawati, 2011). Partisipasi masyarakat akan terjadi apabila pelaku atau pelaksana program pembangunan di daerahnya adalah orang-orang, organisasi atau lembaga yang telah dipercaya integritasnya. Partisipasi juga terjadi apabila program menyentuh inti masalah yang dirasakan dan dapat memberikan manfaat terhadap kesejahteraan hidup masyarakat. (Mediawati, 2011). Tingkat keberhasilan pembangunan juga memerlukan adanya pemberian tanggung jawab kepada masyarakat untuk menentukan sendiri kegiatan yang dibutuhkan (Mardiansyah, 2003). Pemberian kewenangan kepada masyarakat setempat tidak hanya untuk menyelenggarakan proyek atau program pembangunan, tetapi juga untuk mengelola proyek tersebut. Hal ini meliputi proses pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan oleh masyarakat. Pengelolaan tersebut akan mendorong masyarakat untuk mengerahkan segala kemampuan dan potensinya demi keberhasilan proyek atau program (Mediawati, 2011). Program-program penanggulangan kemiskinan di Indonesia telah banyak yang menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (community development) sebagai pendekatan operasionalnya. Program pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah dimulai dari program yang paling terkenal di masa pemerintahan orde baru, yaitu program IDT (Inpres Desa Tertinggal) yang dimulai pada tahun 1993/1994 awal repelita VI. Program ini merupakan pelaksanaan instruksi Presiden nomor 5 Tahun 1993 tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan. Setelah program IDT, kemudian lahir generasi kedua program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat lainnya, yakni PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri- 1998, P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum-1999, PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan Departemen Kelautan dan Perikanan, KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain. Program-program tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut kebijakan Departemen yang bersangkutan, sehingga menjadi tidak terintegrasi, parsial dan sektoral. Selain pemerintah, program pemberdayaan masyarakat juga dilaksanakan oleh pihak swasta (perusahaan), organisasi non pemerintah (Non Government Organization, 5 Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP), Fakultas Pertanian, UPR 6 Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP), Fakultas Pertanian, UPR 7 Dosen Prodi Bahasa Inggris, Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP, UPR 8 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP), Fakultas Pertanian, UPR 1 NGO), dan lembaga donor. Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) adalah salah satu lembaga yang melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berbasis di Kalimantan Tengah. YTS dibentuk oleh sebuah perusahaan eksplorasi mineral junior, PT. Kalimantan Surya Kencana (KSK) pada tahun 1997, bersama dengan perwakilan masyarakat dayak. YTS dibentuk sebagai wujud kepedulian perusahaan, jauh sebelum konsep CSR (Corporate Social Responsiblity) mulai diperbincangkan dan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Tujuan YTS/KSK adalah untuk membuat masyarakat dayak sebagai penerima keuntungan utama dari pengembangan sebuah tambang. YTS melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di 2 (dua) Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu di Kabupaten Gunung Mas, yaitu di 3 (tiga) kecamatan paling hulu di DAS Kahayan, yakni Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Kecamatan Damang Batu, dan Kecamatan Miri Manasa dan di Kota Palangka Raya, yaitu di Kecamatan Bukit Batu. Meski dibentuk oleh perusahaan, YTS mengembangkan metode partisipatif khas NGO dalam melaksanakan kegiatannya.yts berkembang menjadi organisasi non-profit yang fokus kepada tata pemerintahan yang baik (good governance), lingkungan (khususnya penambang emas skala kecil), dan upaya peningkatan mata pencaharian penduduk di Kalimantan Tengah. YTS selalu memulai kegiatannya dengan melakukan kajian sosial dengan metode partisipatif (metode PRA, participatory rural appraisal dan CLAP Community Lead Analysis and Planning) yang dihubungkan dengan proses Musyawarah Rencana Pembangunan, Musrenbang yang dilakukan oleh pemerintah secara berjenjang dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, dan tingkat Provinsi. 2. Perumusan Masalah Kegiatan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan dalam berbagai bentuk dan pola baik oleh pemerintah maupun lembaga nirlaba. Meskidemikian, masyarakat terkadang lebih memilih melakukan kegiatan yang menguntungkan dari sisi kesejahteraan keluarga atau diri sendiri, dibandingkan terlibat kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sangat memerlukan partisipasi yang tinggi di setiap tahapan kegiatan. Sehubungan dengan telah banyak program pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan, maka penelitian ingin secara khusus melihat secara mikro situasi dan kondisi pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya. Penelitian di Kelurahan Tangkiling dilakukan dengan asumsi bahwa Kelurahan Tangkiling merupakan wilayah perdesaan yang paling dekat dengan ibukota provinsi, Palangka Raya, sehingga menarik untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya yang dilakukan lembaga nirlaba, Yayasan Tambuhak Sinta (YTS). Berbeda dengan program pemerintah yang terstruktur, tidak ada keharusan bagi pihak pemerintah kelurahan dan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga non pemerintah, Dari uraian permasalahan tersebut, penulis ingin mengetahui: 1. Apa saja kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 Tahun terakhir ( )? 2. Apa masalah dan solusi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah? 3. Apa tingkat partisipasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Yayasan 2 Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah? 3. Tujuan 1. Mengetahui kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Mengetahui masalah dan solusi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Metodelogi Fokus dan tempat kegiatan penelitian adalah Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena di Kelurahan Tangkiling ini telah ada kegiatan pemberdayaan masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga non pemerintah, termasuk oleh Yayasan Tambuhak Sinta. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Periode data primer yang dikumpulkan adalah kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan pada kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, yaitu periode tahun Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak orang warga masyarakat di Kelurahan Tangkiling yang pernah dan sedang menjadi anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) binaan Yayasan Tambuhak Sinta. Data dari lapangan dikompilasi dan disusun dengan menggunakan tabulasi sederhana dengan program Word atau Excell. Selanjutnya dilakukan analisis data, yaitu: 1. Untuk tujuan pertama dan kedua, mengetahui kegiatan, masalah dan kendala pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah pada periode ; data hasil wawancara dikompilasi dan dibahas secara deskriptif. 2. Tujuan ketiga, mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah pada periode data dikumpulkan dengan kuisioner dan hasil wawancara dikompilasi dan dianalisis dengan menggunakan skala likert. 3. Untuk Tujuan keempat, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah pada periode dilakukan dengan analisis regresi linier berganda. 3 Tahapan analisis regresi linier berganda yang dilakukan adalah: 1. Pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas akan menggunakan metode grafik (scatterplot); uji multikolinearitas akan menggunakan nilai inflation faktor (VIF) dan Tolerance; uji autokorelasi akan menggunakan uji Durbin-Watson (uji DW), uji heteroskedastisitas dengan uji 2 sisi koefisien korelasi Spearman s rho dengan tingkat signifikansi 0, Menyusun, model persamaan regresi dan menganalisi nilai konstanta dan koefisien regresi. untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat. Persamaan Regeresi dimaksud adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 + e Keterangan: Y = Tingkat Partisipasi a = Konstanta (nilai Y apabila X 1, X 2..X n = 0) b1,.. b8 = Koefisien regresi X 1 = Jenis kelamin (1=Laki-laki, 0=Perempuan) X 2 = Usia (Tahun) X 3 = Pendidikan (Tahun) X 4 = Penghasilan (Rp/Bulan) X 5 = Matapencaharian (1=Penghasilan tetap, 0=Penghasilan tidak tetap) X 6 = Keaktifan dalam kegiatan pemberdayaan (1=Aktif, 0=Tidak aktif) X 7 = Keterlibatan dalam kegiatan pemberdayaan (1=Terlibat, 0=Tidak) X 8 = Pendapat Responden terhadap kegiatan pemberdayaan (1=Setuju, 0=Tidak Setuju) 3. Menganalisis Hubungan Antar Variabel dengan menggunakan koefisien korelasi (r), koefisien determinasi (Adjusted R2), Uji simultan (uji F), Uji Parsial (Uji t). 4 5. Hasil 5.1. Kegiatan-Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah pada Tahun adalah seperti ditunjukkan di Tabel 1. Tabel 1. Kegiatan-Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Tahun No Tahun Kegiatan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Program budidaya ikan lele Pemberian bantuan mesin pembuat pakan ikan Pelatihan penguatan kapasitas manajemen pembukuan dan keuangan K3 (Kelompok Kerja Kelurahan) Program pemijahan lele Pelatihan penguatan kapasitas manajemen pembukuan dan keuangan K3 (Kelompok Kerja Kelurahan) Pelatihan dan pendampingan budidaya ikan lele Pembuatan badan hukum (akta Notaris) KUB Banama Mulya Jaya Pembuatan kolam ikan lele kelompok Review/evaluasi kegiatan kelompok di Kelurahan dan Kecamatan setiap bulan dan tahun Sumber: Data primer yang diolah, Masalah dan Solusi Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling YTS melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Bukit Batu yang salah satunya di Kelurahan Tangkiling adalah untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar. terutama karena adanya Yayasan Susila Darma Internasional (SUBUD)yang merupakan salah satu donatur YTS. Masalah dan solusi terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh YTS seperti pada Tabel 1. 5 Tabel 2. Masalah dan solusi program kegiatan pemberdayaan masyarakat Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Tahun No Masalah Solusi A. Tahap Perencanaan 1 Kesibukan dimasing-masing anggota KUB mempengaruhi fokus/tingkat kehadiran,sehingga terkadang keaktifan kelompok tidak maksimal. 2 Masih kurangnya sumbangan dan juga tingkat kesadaran yang diberikan oleh masyarakat kepada YTS (pemikiran, tenaga, waktu/kehadiran, dana dan material) dalam kegiatan pemberdayaan. B. Tahap Pelaksanaan 3 Kurangnya dukungan Kelurahan, Kecamatan, Lembaga/Dinas terkait terhadap program kegiatan yang dilakukan. 4 Minimnya dukungan modal dan bantuan dari dinas/instansi terkait dalam mengembangkan disetiap program yang dilakukan YTS 5 Minimnya PO/staf dari YTS dalam pelaksanaan monitoring dan pendampingan di KUB C. Tahap Pemanfaatan 6 Kurangnya dalam memanfaatkan secara maksimal, bantuan mesin pakan ikan yang sudah diberikan. Membuat masyarakat masih perlu dibimbing dalam pemanfaatan penggunaan mesin. 7 Ketakutan masyarakat mengalami kerugian kegiatan budidaya ikan lele, dari proses budidaya hingga prospek pemasaran. Menentukan waktu rapat koordinasi yang disesuaikan dengan waktu luang kesibukan dimasing-masing anggota KUB. Meningkatkan kesadaran dalam kegiatan yang dijalankan, dari segi pendampingan, pelatihan, sehingga masyarakat bisa mandiri dalam menjalankan kegiatan yang dibuat oleh YTS. Setiap program kegiatan KUB dibuat laporan kegiatan yang ditujukan untuk Kelurahan, Kecamatan dan Pemerintah Kota Palangka Raya. Laporan tersebut diharapkan ada suatu perhatian dari pemerintah setempat mengenai program yang sudah dilakukan, walaupun adanya pergantian struktur atau pegawai disalah satu Instansi/Dinas tetap dapat diketahui dalam bentuk sebuah arsip laporan. Memperbanyak kerja sama baik dari pihak pemerintah/swasta dalam mensukseskan disetiap program kegiatan. Kerja sama yang dijalin tersebut diharapakan dapat menambah fasilitas atau bantuan baik berupa barang/uang yang dapat disalurkan kepada KUB. Penambahan staf YTS yang berada di lapangan sangat dibutuhkan melihat staf yang sekarang sangat kurang. Idealnya dalam 1 Kelurahan diberikan 2 Pendamping KUB dalam melakukan penyuluhan dan monitoring. Kesadaran anggota KUB perlu dijaga dengan terus meningkatkan pelatihan dan pendampingan kepada KUB. Memanfaatkan mesin pakan ikan dalam proses pembuatan pakan sebagai penekanan biaya produksi dalam program budidaya ikan lele. Perbanyak melakukan pelatihan dan pendampingan terhadap KUB dan juga pengenalan sistem pemasaran ikan lele. 6 D. Tahap Evaluasi 8 Tingkat kehadiran anggota KUB rendah disaat melakukan evaluasi bulanan dan tahun. Perlu adanya penyadaran dan penilaian yang dilakukan dari masyarakat untuk program pemberdayaan yang dibuat YTS untuk KUB, berupa saran dan kritik yang disampaikan masyarakat. Sumber: Data primer yang diolah, Partisipasi Masyarakat dalam Program Pemberdayaan Masyarakat oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling Tingkat partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling, dilihat pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan evaluasi seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) di Kelurahan Tangkiling No Tingkat Partisipasi Rata-Rata Kriteria 1 Tahap Perencanaan Pemikiran 54 Tenaga 106 Dana/Uang 61 Material (alat dan bahan) 49 Tinggi : Sedang : Rendah : Total 270 Sedang 2 Tahap Pelaksanaan Pemikiran 118 Tenaga 107 Dana/Uang 59 Material (alat dan bahan) 46 Tinggi : Sedang : Rendah : Total 3 Sedang 3 Tahap Pemanfaatan Pemikiran 64 Tenaga 58 Dana/Uang 60 Material (alat dan bahan) 49 Tinggi : Sedang : Rendah : Total 231 Sedang 7 4 Tahap Evaluasi Pemikiran 102 Tenaga 50 Dana/Uang 55 Material (alat dan bahan) 52 Tinggi : Sedang : Rendah : Total 259 Sedang Sumber: Data Primer yang diolah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Pada Program Pemberdayaan Masyarakat ol