Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Pola Psda Batam-bintan

Wilayah Sungai (WS) Kepulauan Batam-Bintan ditetapkan sebagai WS Strategis Nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai WS ini ditetapkan sebagai WS Strategis Nasional karena kepualauan ini memiliki karateristik sebagai kawasan stategis nasional seperti: terletak pada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (KPBPB), beberapa pulau merupakan kawasan perbatasan Indonesia (P. Nongsa, P. Batu Berhanti, P. Pelampong, P. Nipa, dan P. Sentut), serta Kota Batam adalah sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Status ini membawa konsekwensi pada pentinganya pengelolaan WS Kepulauan Batam-Bintan.

   EMBED


Share

Transcript

  1 RANCANGAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI KEPULAUAN BATAM BINTAN 2011  2 DAFTAR ISI BAB I   PENDAHULUAN ................................................................. 4   I.1   Latar Belakang .................................................................................4   I.2   Maksud, Tujuan dan Sasaran Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Kepulauan Batam-Bintan ............5   I.2.1   Maksud .................................................................................5   I.2.2    Tujuan ..................................................................................5   I.2.3   Sasaran .................................................................................5   I.3   Isu-isu Strategis ...............................................................................6   I.3.1   Isu Strategis Nasional ............................................................6   I.3.2   Isu Strategis Lokal ................................................................8   BAB II   KONDISI PADA WILAYAH SUNGAI KEPULAUAN BATAM-BINTAN ........................................................................... 10   II.1   Peraturan Perundang-Undangan Dibidang Sumber Daya Air Dan Peraturan Lainnya Yang Terkait ..................................................... 10   II.1.1   Peraturan Perundangan-udangan Terkait Pengelolaan Sumber Daya Air ................................................................. 10   II.2   Kebijakan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air ............................. 11   II.2.1   Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air ............... 11   II.2.2   Kebijakan Pemerintah yang Terkait dengan Sumber Daya Air di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota ............................. 14   II.3   Inventarisasi Data .......................................................................... 33   II.3.1   Data Umum ......................................................................... 33   II.3.2   Data Sumber Daya Air ......................................................... 58   II.3.3   Data Kebutuhan dan Ketersediaan Air ................................ 81   II.3.4   Ketersediaan ....................................................................... 86   II.3.5   Data Lain ............................................................................ 88   II.4   Identifikasi Kondisi Lingkungan Dan Permasalahan ....................... 88   II.4.1   Aspek konservasi sumber daya air ...................................... 88   II.4.2   Aspek pendayagunaan sumber daya air .............................. 89   II.4.3   Aspek pengendalian daya rusak air. .................................... 89   II.4.4   Aspek sistem informasi sumber daya air dan ketersediaan data sumber daya air yang meliputi: ................................... 90   II.4.5   Aspek pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha serta kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai, khususnya terhadap: .......................................................... 90   BAB III   ANALISA DATA WILAYAH SUNGAI ................................... 91   III.1   Asumsi Kriteria Dan Standar .......................................................... 91   III.1.1   Kriteria Kebutuhan Air Bersih ............................................. 91   III.1.2   Kriteria Baku Mutu Air ........................................................ 93   III.1.3   Kriteria Konservasi Lahan ................................................... 94   III.1.4   Kriteria Perhitungan Tingkat Sedimentasi ........................... 95   III.2   Skenario Kondisi Ekonomi, Politik, Perubahan Iklim Pada Ws ........ 99    3 III.2.1   Beberapa Skenario Kondisi Ekonomi, Politik, Perubahan Iklim pada Wilayah Sungai ........................................................... 99   III.2.2   Skenario Pertumbuhan Ekonomi ....................................... 100   III.3   Alternatif Pilihan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air ............... 109   III.3.1   Aspek Konservasi Sumber Daya Air ................................... 109   III.3.2   Aspek Pendayagunaan Sumbaer Daya Air ......................... 111   III.3.3   Aspek Pengendalian Daya Rusak Air ................................. 111   III.3.4   Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air.......................... 112   III.3.5   Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat 112    4 BAB I   PENDAHULUAN I.1   Latar Belakang Wilayah Sungai (WS) Kepulauan Batam-Bintan ditetapkan sebagai WS Strategis Nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12  Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai WS ini ditetapkan sebagai WS Strategis Nasional karena kepualauan ini memiliki karateristik sebagai kawasan stategis nasional seperti: terletak pada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (KPBPB), beberapa pulau merupakan kawasan perbatasan Indonesia (P. Nongsa, P. Batu Berhanti, P. Pelampong, P. Nipa, dan P. Sentut), serta Kota Batam adalah sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Status ini membawa konsekwensi pada pentinganya pengelolaan WS Kepulauan Batam-Bintan. Dengan posisinya pada kawasan strategis nasional maka WS Kepulauan Batam-Bintan ini akan menerima berbagai dampak seperti pertumbuhan urbanisasi yang tinggi, munculnya kawasan beberapa bisnis baru, perubahan budaya, dan berbagai kompleksitas lainnya. Pertumbuhan beberapa sektor  yang tinggi memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai, mulai dari transportasi, gedung-gedung, fasilitas umum, serta sumber daya air. Penyiapan semua infrastruktur tersebut perlu direncanakan secara matang sehingga semua aktifitas dapat berjalan dengan baik. Khususnya sumber daya air, pemerintah telah mengamanatkan untuk membuat sebuah kerangka dasar perencanaan sumber daya air yang disebut dengan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air . Pola Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) merupakan kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air ( UU Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumbe Daya Air  ) wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah ( UU Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 11 Ayat 4  ), yang merupakan keterpaduan dalam pengelolaan yang diselenggarakan dengan memperhatikan wewenang dan tanggung jawab instansi masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pola pengelolaan sumber daya air ini harus disusun secara terkoordinasi diantara instansi terkait, berdasarkan asas kelestarian, asas keseimbangan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi, asas kemanfaatan umum, asas keterpaduan dan keserasian, asas keadilan, asas kemandirian, serta asas transparansi dan akuntabilitas. Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air perlu melibatkan seluas-luasnya peran masyarakat dan dunia usaha baik koperasi, BUMN, BUMD maupun badan usaha swasta. Sejalan dengan prinsip demokratis, masyarakat tidak hanya diberi peran dalam penyusunan pola pengelolaan sumber daya air, tetapi berperan pula dalam proses perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pemantauan, serta pengawasan atas pengelolaan sumber daya air ( UU Nomor 7 Tahun 2004 Bagian Penjelasan Ayat 7  ). Untuk dapat menyusun rancangan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai perlu diketahui sistem pengelolaan sumber daya air yang sedang