Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Prosiding Seminar Nasional Praktik Lesson Study Ilmu Sosial Dan Humaniora 9 September 2016, Aula Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRAKTIK LESSON STUDY ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA 9 September 2016, Aula Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang ISBN: Editor: Indah Wahyu Puji Utami,

   EMBED

  • Rating

  • Date

    May 2018
  • Size

    4MB
  • Views

    10,011
  • Categories


Share

Transcript

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRAKTIK LESSON STUDY ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA 9 September 2016, Aula Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang ISBN: Editor: Indah Wahyu Puji Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd. Penyunting: 1. Nurul Ratnawati 2. Lutfiyah Ayundasari, S.Pd., M.Pd. Desain sampul dan tata letak: 1. Iyan Hadinata Penerbit: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Redaksi: Komunitas Lesson Study FIS UM Jl. Semarang No. 5, Malang Telp. (0341) KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, prosiding seminar nasional ini dapat diterbitkan. Seminar nasional ini berawal dari adanya kegelisahan bahwa lesson study belum banyak dilakukan pada matapelajaran atau jurusan berbasis ilmu sosial dan humaniora. Padahal lesson study memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan profesionalisme guru maupun peningkatan kualitas pembelajaran termasuk dalam bidang ilmu sosial dan humaniora. Kondisi ini seringkali berpangkal pada ketidaktahuan (atau ketidakmautahuan) praktisi di bidang pendidikan ilmu sosial dan humaniora terhadap lesson study. Hal ini tidak lepas dari sejarah masuknya lesson study ke Indoesia yang lebih disominasi oleh bidang matematika dan ilmu alam. Lesson study sebenarnya bisa diterapkan pada mata pelajaran atau bidang ilmu apapun karena ia bukanlah sebuah metode atau strategi pembelajaran, melainkan sebuah upaya kolaboratif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengembangan keprofesionalan pendidik berdasarkan praktik pembelajaran. Terdorong oleh masih sepinya kajian dan diskusi mengenai lesson study pada bidang ilmu sosial dan humaniora, Komunitas Lesson Study Fakultas Ilmu Sosial (KLS FIS) Universitas Negeri Malang menggagas Senimar Nasional Praktik Lesson Study Ilmu Sosial dan Humaniora. Seminar nasional ini mengundang para praktisi lesson study di bidnag ilmu sosial dan humaniora baik dari kalangan pendidik di perguruan tinggi maupun sekolah. Melalui kegiatan ini mereka dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk saling belajar dari praktik pembelajaran. Seminar ini sekaligus menjadi representasi dari keinginan komunitas untuk memberikan sumbangsih pada perkembangan studi pembelajaran dan ilmu pendidikan secara umum. Seminar ini mengundang Prof. Dr. Herawati Susilo, M.Pd. yang merupakan pakar dengan pengalaman dan reputasi yang luar biasa di bidang lesson study. Selain itu kami juga menungdang lima pembicara, yaitu Tatang Suratno, M.Pd. (pakar lesson study dari Universitas Pendidikan Indonesia), Aditya Nugroho Widiadi, S.Pd., M.Pd. (pakar lesson study bidag ilmu sosial dari Universitas Negeri Malang), Dyah Prastiani, S.S., M.Pd. (pakar lesson study bidang ilmu humaniora dari Universitas Negeri Semarang), Ryo Suzuki (praktisi lesson study dari Benesse Lesson Study Club), dan Novita Ristianti, S.E., M.Pd. (praktisi lesson study dari MGMP Pasuruan). Semua pembicara menyampaikan presentasi yang sangat menarik dan dapat dibaca dalam prosiding ini, kecuali Ryo Suzuki yang memang tidak menulis artikel untuk seminar ini. Semua ini dapat terlaksana tidak lepas dari bantuan semua pihak, karena itu dalam kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada: 1. Dekan beserta para Wakil Dekan di lingkungan FIS UM yang telah memberikan dukungan dan fasilitas sehingga seminar nasional terselenggara dengan lancar. 2. Ketua KLS FIS UM yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik. 3. Bapak/Ibu anggota KLS FIS yang telah mendukung mulai tahap persiapan hingga pelaksanaan seminar internasional. 4. Para peserta yang telah berpartisipasi dalam seminar nasional dan berbagi pengalaman serta ilmu dalam bentuk artikel ilmiah maupun diskusi sehingga pelaksanaan kegiatan ini lebih dinamis. 5. Semua panitia, termasuk mahasiswa FIS UM yang sejak awal berpartisipasi dari persiapan sampai pada pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana. Kami sangat menyadari bahwa pelaksanaan seminar nasional ini masih banyak kekuranganya. Oleh karena itu kami atas nama panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada hal-hal yang tidak berkenan, dan besar harapan agar kegiatan ini bermanfaat serta dapat ditindaklanjuti dalam kegatan akademik lain. Malang, Desember 2016 Panitia DAFTAR ISI Halaman POLA PENGAMATAN OBSERVER DALAM KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA... 1 Aditya N. Widiadi DIALOG DAN DEMOKRASI: SUATU METAREFLEKSI PILIHAN NILAI... 7 Tatang Suratno PLAN LESSON STUDY ILMU HUMANIORA DI PERGURUAN TINGGI Dyah Prasetiani, S.S., M. Pd EVALUASI PROGRAM LESSON STUDY MGMP IPS SMP KABUPATEN PASURUAN UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI GURU Novita Ristianti IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) BERBANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM A.A.Istri Dewi Adhi Utami EFEKTIFITAS MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN OUTDOOR STUDY TERHADAP PEMBELAJARAN IPS Asih Sukma EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATAN STRUKTURAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH IPTEKS Daya Negri Wijaya PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENUJU SISWA BERPRESTASI MELALUI LESSON STUDY Eka Andriani, Sumarmi 2, Komang Astina 3 PROGRAM LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU IPS DI SMP NEGERI 2 GRATI Eni Cahya Wijayati 1, Sri Kusprihatini 2, Wahyuningati 3 OPEN CLASS SEBAGAI PROSES PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU BERKELANJUTAN Hendrikus Midun, S.Fil, M.Pd LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR Heni Hidayah 1, Utami Widiati 2, Edy Bambang Irawan 3 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR HUKUM KONSTITUSI MAHASISWA JURUSAN PPKN Dr. I Nengah Suastika, M.Pd. PROBLEM BASED LEARNING: MODEL PEMBELAJARAN BERMUATAN KARAKTER Imam Prawiranegara Gani PENERAPAN LESSON STUDY TERHADAP GURU DALAM PENINGKATAN KEPROFESIONALAN DAN KUALITAS PEMBELAJARAN Indah Soetjining Tyasasih MEMBANGUN KOMUNITAS BELAJAR MELALUI PERENCANAAN PEMBELAJARAN SECARA KOLABORATIF: APA ITU SEJARAH? Indah Wahyu Puji Utami PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SMPN 5 SAMPANG YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA ANGKAT Johan Yulianto 1,2, Wahjoedi 1, Utami Widiati 1 PEMBELAJARAN IPS BERBASIS NILAI SOSIAL BUDAYA MELALUI LESSON STUDY UNTUK MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN IPS FIS UM Khofifatu Rohmah Adi 1, Neni Wahyuningtyas 1, Fatiya Rosyida 2 DESAIN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DAN MADRASAH Lilik Nur Kholidah EFEKTIFITAS LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Marfuatun MENGEFEKTIFKAN GURU SEBAGAI PRAKTISI REFLEKTIF DALAM RANGKA MENUNJANG PROGRAM GURU PEMBELAJAR Dr. Marselus Ruben Payong, M.Pd. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPS BERBASIS NILAI-NILAIKEARIFAN LOKAL TRADISI KEBO-KEBOAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOSIAL Moh. Imron Rosidi MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE, (SSCS)SEBAGAI SARANA MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Moh. Zaenal Husaini 1, Sugeng Utaya 2, I Komang Astina 3 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY Mohamad Tofan Hanib MODEL PRAKTEK BERACARA DI MUKA PENGADILAN MELALUI DESIMINASI PERADILAN SEMU UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PEMAHAMAN MAHASISWA UNDIKSHA TENTANG KONSTITUSI NEGARA RI Ni Ketut Sari Adnyani STRATEGI PEMBELAJARAN PPKN MELALUI PEMANFAATAN KISAH INSPIRATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN BELA NEGARA PADA SISWA DI SMKN 1 SINGOSARI Nur Fitrotun Nikmah1,*, Nur Fitriatul Maghfiroh2 LESSON STUDY SEBAGAI MODEL PEMBINAAN PROFESI KEPENDIDIKAN BAGI MAHASISWA KPL S2 PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nur Wakhid Hidayat S.Pd, Prof, Dr, Sumarmi M.Pd, Dr, Ach. Amirudin M.Pd PENERAPAN MODEL INQUIRY LEARNING DALAM KERANGKA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA KELAS XII KOMPETENSI DASAR Pi i PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI JAMAN PENDUDUKAN JEPANG KELAS IX I SMP NEGERI 1 SUKOREJO Poniti PENGGUNAAN MEDIA FILM PROJECTOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SUBTEMA BARANG DAN JASA KELAS IV SD INPRES HARTACO INDAH MAKASSAR 149 Rafiuddin 1 MEMBANGUN KOMUNITAS BELAJAR GURU GEOGRAFI SMAN I TORJUN MELALUI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN Risnani PENGGUNAAN LESSON STUDY UNTUK MEMBANTU SISWA BELAJAR DAN MENGASAH KEMAMPUAN GURU MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SD Siti Malikhah Towaf LESSON STUDY DAN GURU SEJARAH (USAHA MENDALAMI DENGAN MENYISIR TAHAPAN-TAHAPANNYA) Susanto Yunus Alfian REFLEKSI DALAM LESSON STUDY UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI CALON GURU Yuswanti Ariani Wirahayu perilaku guru sudah menjadi bagian dari tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks). Bahwa perkembangan Ipteks yang sangat pesat menuntut orang untuk kreatif dan inovatif. Orang harus banyak mengembangkan berpikir untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya. Sementara orang bisa menjadi kreatif dalam memecahkan masalah hanya jika dalam pembelajaran di sekolah mendorong siswa ke arah berpikir. Karena itu sangat penting perubahan perilaku guru untuk mendorong siswanya untuk berpikir. Karena itu mengubah perilaku guru untuk mengikuti paradigm baru, merupakan hal yang sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. Salah satu upaya untuk mengubah perilaku guru dari penyampai materi menjadi fasilitator, dapat dilakukan melalui kegiatan lesson study. Dalam penerapan lesson study, dilakukan kegiatan perencanaan (plan) secara kolaboratif, pelaksanaan pembelajaran (DO), observasi. D. PENUTUP Salah satu kompetensi yang harus ada pada seorang calon guru dan guru adalah kompetensi pedagogi, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pemahaman dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, mahasiswa program studi pendidikan, sebagai calon pendidik atau guru harus dilatih untuk dapat melakukan refleksi diri terhadap proses belajar, pengalaman dan pencapaiannya untuk dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan dirinya, melalui kegiatan lesson study (LS). Hasilnya diketahui bahwa refleksi dapat meningkatkan kinerja calon guru dan digunakan untuk menyusun rencana tindak lanjut yang sesuai dengan tujuan serta memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kemampuan diri. E. DAFTAR RUJUKAN Loughran, J.J Developing Reflective Practice: Learning about Teaching and Learning through Modelling.Bristol: Falmer Press. Loughran, J.J.; Berry, A.; & Mulhall, P Understanding and Developing Science Teachers' Paedagogical Content Knowledge. Rotterdam: Sense Publisher. Loughran, J.J What Expert Teachers Do: Enhancing Professional Knowledge for Classroom Practice. Routledge. Abdurrahman Identifikasi Paedagogical Content Knowledge Calon Guru Fisika Melalui Pembelajaran Berbasis Multirepresentasi, dalam Jurnal Pendidikan Progresif, Volume 3, Nomor 2, hlm 86. Avalos, B Teacher Professional Development in Teaching and Teacher Education Over Ten Years, dalam Teaching and Teacher Education, Volume 27, Nomor 1, halaman Beijaard, D.; Meijer, P. C.; & Verloop, N Reconsidering Research on Teachers' Professional Identity, dalam Teaching and Teacher Education, Volume 20, Nomor 2, halaman Bowman, B Self-reflection as An Element of Professionalism, dalam The Teachers College Record, Volume 90, Nomor 3, halaman Howard, T.C Culturally Relevant Pedagogy: Ingredients for Critical Teacher Reflection, dalam Theory Into Practice;Summer 2003; Volume 42, Nomor 3, halaman Korthagen, F. & Vasalos, A Levels in Reflection: Core Reflection as a Means to Enhance Professional Growth, dalam Teachers and Teaching, Volume 11, Nomor 1, halaman Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Pola Pengamatan Observer dalam Kegiatan Lesson Study Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora Aditya N. Widiadi Universitas Negeri Malang Abstrak: Peran pengamat dalam kegiatan lesson study memiliki peran sentral meskipun terkesan sebagai figuran yang terabaikan dibanding dengan peran guru model. Hal ini dikarenakan lesson study harus dilaksanakan secara kolaboratif dan kolegial, yang setiap pihak memiliki peran dan tugas masing-masing. Semua tahap mulai dari plan, do, dan see harus diselenggarakan secara bersama-sama oleh sekelompok guru, dimana sebagian besar akan bertindak sebagai pengamat saat dilaksanakan open class dan hanya sebagian kecil yang bertindak sebagai guru model. Kebermanfaatan lesson study bisa didapatkan dengan optimal jika semua pihak saling mencermati dan mendiskusikan hasil amatan para observer saat refleksi. Akan tetapi terkadang observer tidak menjalankan tugas dan perannya dengan baik, khususnya bagi peserta pemula dalam kegiatan lesson study. Kondisi ini juga ditemukan dalam lesson study bidang ilmu sosial dan humaniora yang merupakan wilayah yang relatif baru dibanding bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam. Penelitian ini mencoba untuk memaparkan pola pengamatan observer dalam kegiatan lesson study bidang ilmu sosial dan humaniora mulai dari tingkat sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga perguruan tinggi. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian historis. Data didapatkan dari sumber primer berupa dokumen kegiatan pendampingan lesson study dalam kurun tiga tahun, mulai 2013 hingga Temuan penelitian menunjukkan bahwa pola pengamatan observer lesson study bidang ilmu sosial dan humaniora beragam. Terdapat observer yang telah matang dan menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, serta sebaliknya. Kata Kunci: lesson study, pola pengamatan, observasi, ilmu sosial, humaniora A. PENDAHULUAN Sekolah merupakan ruang publik yang harus terbuka di dalam maupun di luar, dan guru harus rela membuka ruang kelasnya untuk diamati oleh rekan guru maupun orang lain (Sato, 2013:15). Melalui kegiatan open class, guru tidak akan menjadikan ruang kelasnya sebagai milik pribadi, melainkan telah mengubahnya menjadi ruang dialog dan kolaborasi terbuka sebagai wahana saling belajar agar terwujud learning community. Ketika misi publik ini tercapai maka hak belajar setiap siswa akan terjamin dan kualitas pembelajaran akan meningkat. Syarat mutlak keberlangsungan kegiatan open class adalah kehadiran para observer yang akan mengamati proses pembelajaran. Begitu pentingnya peran observasi tidak hanya dalam konteks lesson study bagi guru, Artz & Armour-Thomas (2002:43) menegaskan bahwa one of the most valuable experiences that should precede teaching and continue throughout a teaching career is observing other teachers. Untuk itu, setiap guru hendaknya menyempatkan diri untuk mengamati proses pembelajaran guru lain karena akan mengasah kepekaan aspek kritis terhadap proses pembelajaran dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan pemahaman serta kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran. Dalam konteks lesson study, peran observer adalah mengumpulkan data yang diperlukan selama pembelajaran berlangsung dan bukan membantu siswa (Susilo, 2011:27). Adapun tugas utama observer adalah mengamati bagaimana siswa belajar dan bukan sekedar mengamati bagaimana guru mengajar (Syamsuri & Ibrohim, 2008:58; Sato, 2012:92). Selain itu, tujuan pengamatan bukan untuk menilai apakah kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melainkan secara teliti dan seksama mengamati dan menemui berbagai kenyataan yang terjadi pada setiap siswa yang mempunyai karakter berbeda satu sama lain (Sato, 2012:92). Kedudukan observasi dalam rangkaian kegiatan lesson study menempati posisi yang penting. Tanpa kegiatan observasi maka kebermaknaan dari lesson study akan pudar, karena tidak ada sari manfaat yang bisa diteguk oleh guru. Dari ketiga tahap meski tidak dapat dipisahkan satu sama lain lesson study di Indonesia, yakni merencanakan pembelajaran (plan), melaksanakan rencana pembelajaran dan mengobservasi pembelajaran (do), serta menyelenggarakan diskusi refleksi (see), kedudukan observasi merupakan daya gerak atas keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut. Sedetail apapun lesson plan yang telah dirancang, tidak akan sempurna hasilnya jika dikerjakan seorang diri. Meskipun guru mampu dan terbiasa untuk membuat perencanaan pembelajaran secara mandiri, tapi jika dikerjakan bersama pasti akan lebih cermat. Sebab keberadaan kolega guru yang lain saat plan akan lebih mewarnai sharing pengalaman, tukar ide, berbagi buku teks, sumber belajar dan lainnya secara kolaboratif serta lebih cermat dalam mendesain rencana pembelajaran (Fernandez & Yoshida, 2004:7). Seindah apapun proses pembelajaran (open lesson) yang berlangsung, tidak akan memberi pelajaran berharga pada guru yang lain jika tidak ada guru yang menjadi observer saat proses pembelajaran berlangsung. Andai ada observer dalam kegiatan open class, namun jika tidak menjalankan tugas dan perannya dengan baik, maka ruh lesson study tidak akan mengisi raga para pesertanya. Diskusi refleksi juga tidak akan bisa eksis jika tidak dihadiri observer yang menyampaikan hasil temuan pengamatannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru juga dapat melakukan refleksi diri secara kritis melalui meta-refleksi untuk membangun Seminar Nasional Praktik Lesson Study Ilmu Sosial dan Humaniora, 9 November kemandiriannya sebagai pendidik yang professional (Suratno, 2014:14). Bahkan Suratno & Iskandar (2010:47) juga meyakini bahwa refleksi merupakan jantung dari kegiatan lesson study. Akan tetapi refleksi akan lebih komprehensif jika dilakukan secara kolobaratif dan kolegial. Sato (2012:91) mengingatkan bahwa keberhasilan forum refleksi tergantung pada bagaimana para peserta mengamati kegiatan pembelajaran (open class). Keseluruhan tahap lesson study di atas diyakini merupakan model pengembangan pendidik profesional yang efektif, sebagian besar disebabkan karena sifatnya yang kolaboratif (Puchner & Taylor, 2006:931). Tulisan ini memfokuskan kajian pada salah satu aspek dari ketiga tahap lesson study, yakni mengenai bagaimana tahap do dilaksanakan. Kajian dipusatkan pada pemaparan pola pengamatan yang dilakukan observer saat open lesson sedang berlangsung. Urgensi kajian ini berangkat dari kondisi ideal yang telah dipaparkan di atas, bahwa posisi pengamat dalam proses lesson study sangat berdampak signifikan terhadap kebermaknaan kegiatan tersebut. Sementara itu, lesson study dalam bidang ilmu sosial dan humaniora merupakan hal yang relatif baru jika dibandingkan dengan bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam. Sebagai pemula, seringkali peserta lesson study bidang ilmu sosial melaksanakan kebingungan atas apa yang harus dilakukan saat pengamatan. Tulisan ini mencoba untuk memaparkan dan berbagi pengalaman serta temuan peneliti dalam berbagai kegiatan lesson study bidang ilmu sosial dan humaniora pada berbagai tingkat pendidikan. Mulai dari sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga tingkat perguruan tinggi di wilayah Jawa Timur. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian historis (Ary, Jacobs & Sorensen, 2010:466). Pertimbangan pemilihan jenis penelitian ini karena data telah tersedia sebelum peneliti menentukan masalah penelitian, memilih topic dan mendesain rencana penelitian (Gall, Gall, & Borg, 2003:515). Data didapatkan dari dokumen kegiatan pendampingan lesson study bidang ilmu sosial dan humaniora dalam kurun tiga tahun, mulai 2013 hingga Dokumen yang dimaksud terdiri atas dokumen RPP, lembar observasi yang diisi oleh observer, serta foto dan video kegiatan lesson study yang terkait dengan peran observer saat kegiatan open class. Data yang didapatkan melalui proses kritik dan interpretasi terlebih dahulu, kemudian digunakan untuk memaparkan pola pengamatan observer saat mengikuti kegiatan lesson study. Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengurai peristiwa dalam historiografi secara kronologis, hanya bermaksud mengupas beberapa kasus terkait dengan pola pengamatan observer. Untuk itu data yang dipaparkan dalam tulisan ini adalah tafsiran atau interpretasi peneliti atas peristiwa yang telah berlalu, sehingga tidak menutup kemungki