Preview only show first 10 pages with watermark. For full document please download

Rangkuman Mental Illness

Rangkuman Mental Illness

   EMBED


Share

Transcript

Jubitha Iskandar / 1305004295 THE ROOTS OF MENTAL ILLNESS - Eric Kandel,MD, seorang pemenang penghargaan Nobel dan professor ilmu pengetahuan tentang otak di University of Columbia mengatakan bahwa “ Semua proses mental adalah proses otak, maka dari itu semua kelainan dari fungsi mental adalah penyakit  biologis .” - Thomas R. Insel,MD, kepala National Institute of Mental Health menyebutkan bahwa “ Gangguan mental tidak berbeda dari  penyakit jantung, diabetes ataupun penyakit kronik lainnya, semua  penyakit kronik mempunyai komponen termasuk komponen biologis, perbedaannya hanyalah pada gangguan mental yang terserang adalah otak, bukan jantung ataupun pancreas.”  - Menurut Insel, untuk saat ini diagnosis dan penanganan pada gangguan mental sama seperti diagnosis dan penanganan pada penyakit jantung sekitar 100 tahun yang lalu, dimana masih dibutuhkan banyak penelitian untuk menemukan cara-cara diagnosis dan penanganan yang tepat. - Belakangan ini para ilmuwan berhasil menemukan bagaimana cara fungsi dan disfungsi dari otak manusia, dan berhasil memetakan hubungan gen dengan schizophrenia serta gangguan otak tertentu yang dapat meningkatkan resiko gangguan post traumatic stress. - Helen Mayberg,MD, seorang professor psikiatri dan neurologi di Emory University telah melakukan penelitian pada area otak terutama pada area Brodmann 25 otak, dimana dia menemukan bahwa “ Area 25 merupakan junction box yang berinteraksi dengan area lain dari otak yang turut serta mengatur mood, emosi dan  pemikiran .” - Mayberg juga berkata bahwa walaupun penelitiannya menjanjikan, dia pun tidak setuju bahwa gangguan mental itu sepenuhnya disebabkan oleh faktor biologis, dimana seperti pada kasus depresi pada seseorang terdapat masalah pencetus yang unik. - Saat ini telah muncul area epigenetics, dimana epigenetics dapat menyediakan informasi hubungan antara biologis dan penyebab lain dari gangguan mental. - Menurut Insel, setelah penelitian dan percobaan yang telah dilakukan selama ini, masih belum memberikan hasil yang baik dan angka bunuh diri pun belum mengalami penurunan. Menurutnya apapun yang telah dilakukan oleh manusia mungkin belum membuahkan hasil yang adekuat. - Kandel juga menambahkan bahwa faktor social dan lingkungan merupakan hal yang sangat penting dalam memahami kesehatan mental seseorang, tetapi mereka tidak bekerja begitu saja, mereka bekerja di otak. - Walaupun terlalu cepat untuk menyebut bahwa pemeriksaan darah dapat membantu diagnosis schizophrenia atau scan otak dapat mengidentifikasi depresi, para peneliti, ilmuwan, dokter dan pasien setuju bahwa dengan memahami otak dan tingkah laku lebih baik maka kita dapat memahami mental seseorang. THE BEGINNINGS OF MENTAL ILLNESS - Penelitian baru saat ini menyebutkan bahwa masalah psikologis telah ditanam dengan baik sejak sebelum kelahiran. - Alan Brown,MD,MPH seorang professor psikiatri dan epidemiologi di Columbia University dan the New York State Psychiatric Institute menemukan bahwa berbagai variasi dari peristiwa yang menyebabkan gangguan kesehatan di usia awal janin maupun usia muda hidup seseorang secara signifikan meningkatkan faktor resiko schizophrenia, sebagai contoh resiko schizophrenia lebih tinggi sebesar tiga kali lipat pada individu dengan ibu yang mengalami penyakit flu saat sedang mengandung dirinya. - Para peneliti yang lainnya juga menemukan bahwa gangguan mempengaruhi kesehatan ibu saat hamil, seperti infeksi, paparan toxin, dan stress masa kehamilan dapat meningkatkan faktor resiko masalah yang dapat muncul pada bayinya di masa depan, seperti depresi, kecemasan, autisme, gangguan mood dan attention deficit hyperactivity disorder. - Peneliti saat ini mulai memahami proses biologi yang mendasari hubungan tersebut, penemuan yang dapat memberikan arah yang baru dalam penanganan gangguan mental dan gangguan tingkah laku, bahkan pencegahannya. - Ilmuwan meneliti juga hubungan antara respon stress tubuh dengan gangguan mental. Dimana ketika tubuh menerima stress, tubuh bereaksi dengan menjalankan 2 sistem. system endokrin dan system saraf simpatis. - Thaddeus Pace,PhD, seorang asisten professor psikiatri dan ilmu pengetahuan tingkah laku di Emory University School of Medicine mengutarakan bahwa “Fisiologi stress tidak hanya berhubungan dengan hormon-hormon stress tetapi juga mempengaruhi fungsi sistim imun.”  - Staci Bilbo,PhD, seorang asisten professor psikologi dan ilmu pengetahuan saraf di Duke University menyebutkan “Sistem imun tentu saja memiliki fungsi kritikal yang bukan saja hanya untuk  melawan penyakit. Sistim imun juga penting untuk mengetahui bagaimana otak berkembang secara normal.”  - Penelitian pada hewan lainnya telah dilakukan oleh Paul Patterson,PhD, seorang neurobiologist di California Institute of   Technology, mengenai asal dari gangguan mental pada tikus. Dimana Penemuan tersebut, dapat relevan untuk pasien depresi yang mengkonsumsi selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dimana pasien yang mengalami trauma buruk pada masa kecilnya mendapatkan respon obat yang baik dengan konsumsi SSRI bila dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami trauma pada masa kecilnya. - Oleh karena itu penting untuk mengetahui apakah seorang individu yang mengalami trauma pada masa kecilnya. - Telah banyak dilakukan juga penelitian dengan penggunaan anti inflamasi sebagai terapi pengobatan autisme dan schizophrenia. Walaupun masih dalam tahap awal tetapi para ilmuwan peneliti tersebut yakin bahwa tidak akan dibutuhkan waktu yang lama lagi untuk penggunaan obat anti inflamasi sebagai terapi gangguan mood dan tingkah laku.